Kelompok ini mengelola sampah rumah tangga menjadi pakan ternak maggot. Hasil dari ternak maggot ini kemudian digunakan oleh peternak sebagai tambahan pakan untuk ternak dan juga bagian dari komposisi formulasi pakan pellet ternak organik.
Dedak, gaplek, menir, keong sawah dan juga jagung menjadi komposisi penyusun dalam pellet organik yang diproduksi oleh kelompok sa’urus farm. Pakan ternak yang dihasilkan memberikan perubahan yang signifikan.
BACA JUGA : Lampaui Target, Pengeboran Sumur ABG-017 PT Pertamina EP Jatibarang Field Hasilkan 549 BOPD Minyak
Semula peternak yang beternak 100 ekor ayam membutuhkan biaya pakan bulanan sebesar Rp 1,5 juta. Sedangkan ketika kelompok mampu memproduksi pellet organik, kebutuhan biaya pakan dengan produksi mandiri hanya membutuhkan Rp. 750.000/bulan. Hal ini sangat ekonomis bila dibandingkan dengan pakan pabrikan yang selama ini digunakan oleh peternak. Ini menjadi harapan baru bagi peternak untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi melalui peternakan organik.
Melalui CSR, Perusahaan berupaya untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan cara mengurangi produksi limbah melalui reduksi, penggunaan kembali dan daur ulang sampah. Hal ini selaras dengan tujuan pencapaian Social Develompment Goal (SDG) nomor 12 “Konsumsi dan Produksi yang bertanggung jawab” melalui indikator poin 12.5 yakni mengurangi timbunan limbah dengan cara mendaur ulang sampah.
Editor : Yudy Heryawan Juanda