JAKARTA, iNews.id - Pertamina EP (PEP) melalui Jatibarang Field akan manfaatkan CO2 untuk meningkatkan produksi minyak melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Hal tersebut dilakukan sebagai bukti keseriusan PEP untuk meminimalisir emisi gas karbon ke lingkungan.
Pasalnya, CO2 yang dihasilkan saat proses ekstraksi migas dari perut bumi, diinjeksikan kembali ke cekungan hidrokarbon atau reservoir untuk memudahkan minyak mengalir ke permukaan.
BACA JUGA : Usai Isi BBM, Travel Terbakar Habis di Tol Cipali Subang
Untuk mencapai hal tersebut, PEP kini melaksanakan studi bersama pelaksanaan proyek injeksi CO2 dengan menggandeng perusahaan migas nasional asal Jepang, Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC). Sebelumnya, JOGMEC telah mengimplementasikan teknologi CO2 injection.
Joint Study Agreement (JSA) sendiri telah diratifikasi antara Oki Muraza selaku SVP Research and Technology PT Pertamina (Persero) dan Pertamina EP diwakili oleh Andri Haribowo selaku General Manager PEP Zona 7 Subholding Upstream Pertamina dengan VP Oil & Gas Upstream Unit JOGMEC, Koji Yamamoto, pada Selasa (30/08).
BACA JUGA : Empat Kapolsek di Subang Diganti, Berikut Daftarnya
Studi ini merupakan tahap inisiasi dimana informasi yang didapatkan akan digunakan untuk mendukung persiapan EOR CO2 fullscale di Lapangan Jatibarang. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pun turut hadir menyaksikan prosesi penandatanganan kesepakatan.
General Manager PEP Zona 7 Subholding Upstream Pertamina Andri Haribowo mengungkapkan, pelaksanaan injeksi CO2 dilakukan ke sumur JTB-161 disertai analisa dampak ke reservoir, apakah mempengaruhi perolehan minyak di sumur tersebut.
“Apabila terbukti dapat dijalankan secara komprehensif, project ini bisa menjadi salah satu penerapan teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilization & Storage) di PEP lapangan Jatibarang, Jawa Barat dalam mengurangi emisi karbon, sekaligus mendukung target pemerintah dalam mewujudkan komitmen transisi energi bersih Net Zero Emission (netralitas karbon)," ujar Andri kepada iNewsSubang.id Rabu (14/9/2022).
BACA JUGA : Terungkap, Asep Basar Tewas Tenggelam Usai Dikeroyok, Polsek Pagaden Tangkap Dua Pelaku
Sementara menurur Direktur Utama PEP, Wisnu Hindadari mengatakan, studi bersama ini merupakan tindakan nyata PEP dalam mendukung terwujudnya ketahanan energi sekaligus transisi energi melalui teknologi rendah karbon dan mendukung komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Direncanakan proyek ini akan dimulai pekan terakhir Oktober 2022 dengan cakupan pekerjaan design dan eksekusi injeksi CO2, monitoring, surveillance sumur, serta post job analysis.
“Dengan bekerjasama dalam pelaksanaan injeksi CO2 untuk EOR, ada sharing knowledge sehingga memperkaya teknologi terapan dalam dunia migas di tanah air. Diharapkan inovasi ini dapat memberikan hasil positif berupa penambahan produksi migas di sumur JTB-161," ungkap Wisnu.
Sebelumnya, PEP Jatibarang Field telah menekan emisi gas buang karbondioksida dengan memanfaatkan CO2 sebagai bahan baku industri. Senyawa kimia CO2 yang ada pada gas bumi dilakukan proses pemurnian menggunakan fasilitas CO2 Removal Plant.
BACA JUGA : Truk Tangki LPG Pertamina Terbakar dan Nyaris Meledak di Jalur Pantura Subang
Melalui pemrosesan ini, kandungan CO2 yang sudah dimurnikan dapat disalurkan ke industri untuk diolah lebih lanjut. Beberapa perusahaan telah menyerap CO2 ini untuk dijadikan bahan baku minuman karbonasi (softdrink) hingga Alat Pemadam Api Ringan (APAR) CO2.
Editor : Yudy Heryawan Juanda