SUBANG, iNews.id - Bangunan kantor management pusat (Kampus) pabrik bahan peledak PT Dahana di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat disebut mirip rumah Teletubbies. Pasalnya bangunan Kampus tersebut memiliki atap yang hijau penuh tumbuhan.
Menurut Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana Suhendra Yusuf RPN, Dahana selalu berkomitmen untuk mendukung Indonesia Bersih. Hal tersebut dilakukan mulai dari bangunan Kampus yang menggunakan konsep Green Building.
BACA JUGA : Rajata, Senjata Penghancur Buatan PT Dahana Subang yang Berteknologi Tinggi
“Mulai dari pembangunan Kantor Manajemen Pusat yang menggunakan konsep Green Building, produk ramah lingkungan, penanaman pohon, hingga penggunaan waste oil sebagai substitusi solar dalam aktivitasnya,” ujar Suhendra di Kampus Dahana Subang belum lama ini.
Suhendra menjelaskan, konsep green building tersebut mengacu pada Panduan Teknis Perangkat Penilaian Bangunan Hijau atau disebut Greenship yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Bahkan Bangunan ini pun telah mendapat berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri, seperti penghargaan bangunan BUMN terbaik dari Kementerian BUMN hingga ASEAN Energy Award 2013 kategori Gedung Hemat Energi.
BACA JUGA : Cantiknya Bonsai Kelapa Hasil Kreasi Warga Subang, Diburu Pecinta Tanaman Hias
“Selain itu, gedung ini juga diganjar dengan sertifikat green building level platinum (level tertinggi), yang telah memenuhi standar Green Concept meliputi standar bangunan tahan gempa, keamanan untuk kebakaran gedung dan aksesibilitas bagi penyandang cacat,” katanya.
Beberapa konsep green building yang diaplikasikan pada Kampus DAHANA antara lain, konsumsi energi yang sangat rendah, sumber air yang diolah secara mandiri dari air hujan dan kondensasi AC, penggunaan lampu yang minim, penggunaan dual flush yang menggunakan air daur ulang, penggunaan keran air sistem tekan yang dapat menutup sendiri, penyiraman dengan air daur ulang, fasilitas pedestrian yang teduh dengan tanaman rambat hingga ke jalan utama, zero run off dengan mengalirkan air hujan ke kola mikan, dan landscape, menggunakan tanaman hasil budidaya di sekitar proyek, 60% area hijau termasuk atap hijau, hingga gedung tahan gempa, sistem penanganan kebakaran yang ketat, dan memfasilitasi akses untuk penyandang cacat.
Selain kampus yang berkonsep Green Building, Suhendra menambahkan, bahan peledak yang diproduksinya juga ramah lingkungan. Bahkan telah menjadi visi dari perusahaan kiblat bahan peledak nasional ini.
BACA JUGA : Inilah Sejarah PT Dahana, Pabrik Bahan Peledak yang Berlokasi di Subang
"Dahana bahkan pernah diganjar penghargaan Perusahaan dengan Inovasi Terbaik Produk Ramah Lingkungan pada ajang BUMN Inovation Awards 2013," imbuhnya.
Pada aplikasinya, engineer Energetic Material Center (EMC) Dahana terus meramu berbagai macam produk bahan peledak dengan harga yang kompetitif, memiliki daya ledak yang terukur dan variatif, hingga penggunaan material bekas untuk direproduksi ulang menjadi bahan peledak, sehingga dapat meminimalisir dampak terhadap lingkungan.
“Salah satunya, seperti penggunaan waste oil yang diaplikasikan pada produksi DANFO, sehingga dapat mengurangi penggunaan solar pada produk bahan peledak di site,” ungkap Suhendra.
Dahana melalui unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) juga tak henti-henti melakukan penghijauan di berbagai titik terutama di Kabupaten Subang tempat Dahana berdomisili. Dalam setahun terakhir saja, Dahana menjadi garda depan untuk penanaman mangrove di utara pantai Subang, serta membangun kerjasama dengan anggota holding BUMN DEFEND ID lainnya untuk melakukan penanaman pohon di Kabupaten Subang.
BACA JUGA : Budidaya Tikus Putih, Pemuda Subang ini Raih Cuan Jutaan Rupiah Dengan Cepat dan Mudah
“Pada penanaman pohon pun, DAHANA sangat selektif untuk memilih pohon yang bersifat produktif, sehingga selain memberikan manfaat penghijauan juga dapat memberi pemasukan lebih kepada masyarakat Subang. Setelah memberi pohon, DAHANA juga melengkapi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang dengan peralatan pemeliharaan lingkungan, seperti alat potong rumput,” pungkas Suhendra.
Editor : Yudy Heryawan Juanda