get app
inews
Aa Text
Read Next : Berhasil Implementasikan GERMAS, Pemkab Subang Raih Penghargaan di HKN ke-60

Dinkes Subang Sosialisasi Pencegahan TBC di Lokasi TMMD Kodim 0605 Subang

Senin, 24 Oktober 2022 | 16:38 WIB
header img
Dinkes Subang menggelar sosialisasi bahaya TBC di lokasi TMMD Subang. (Foto: ist)

SUBANG, iNewsSubang.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang menggelar sosialisasi pencegahan penyakit Tubercolosis (TBC) di lokasi TMMD ke 115 Kodim 0605 Subang, Senin (24/10/2022). Sosialisasi tersebut diberikan kepada puluhan warga Desa Jalupang, Kecamatan Kalijati, Subang. 

Mutri salah satu warga mengaku cukup kaget saat mengikuti sosialisasi tersebut. Pasalnya ia baru mengetahui tentang bahayanya penyakit tersebut.

BACA JUGA : Satgas TMMD Subang Blusukan Berikan Pelayanan Kesehatan Gratis untuk Warga Jalupang

“Saya kaget setelah mendengar paparan yang diberikan dokter tadi, ternyata penyakit TBC sangat membahayakan dan bisa nepa kepada yang lain,“ ujarnya. 

Sementara menurut Komandan Satgas TMMD Kodim 0605 Subang, Letkol Inf. Bambang Raditya, pembelajaran atau sosialisasi ini masuk ke program non fisik. Khususnya mengenai TBC agar peserta mampu memahami gejala, cara penularan, jenis pemerikasaan dan tatalaksana pasien dan lainnya.

BACA JUGA : Satgas TMMD Subang Kebut Perbaikan Puluhan Rumah Warga di Jalupang

“Yang jelas penyakit ini menular langsung disebabkan kuman dan bukan penyakit keturunan atau  kutukan. Tetapi dapat menyerang siapa saja, namun bisa disembuhkan,“ katanya.

Dr. Afty Masfiah petugas Puskesmas Kecamatan Kalijati dalam sosialisasi mengatakan penyakit TBC sebagian besar menyerang paru-paru (dapat menyerang tulang, kelenjar, kulit) dengan gejala pada orang dewasa seperti demam meriang, batuk berdahak, nyeri dada, berkeringat tanpa sebab, dan nafsu makan menurun. Gejala utama yang paling umum berupa berdahak atau tidak berdahak. 

"Demam selama 2 minggu yang tidak jelas penyebabnya, termasuk batuk yang bukan gejala utama. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan, anak lesu, tidak aktif dan tidak nafsu makan. Yang perlu diingat dan diperhatikan, kalau  penderita TBC tidak dibati setelah 5 tahun, maka berdasarkan catatan 50% penderita TBC akan mati, 25% jadi kasus kronik dan tetap menular dan 25% sembuh karena daya tahan tubuh tinggi," paparnya. 

Untuk itu, dr. Afty mengajaj masyarakat harus berupaya untuk mencegah penularan TBC. Di negara maju penderita TBC diisolasi bahkan dikurung paksa di rumah sakit. Sementara di Indonesia tidak demikian. 

BACA JUGA : Seorang Anak Derita Gagal Ginjal Akut, Dinkes Subang Sidak Sejumlah Apotek

“Sekali lagi, penyakit yang cepat menulaurnya ini tidak bisa diobati dengan obat lainnya kecuali obat anti Tuberkolusi. Pemberiannya pun tidak sembarangan tetapi harus diberikan oleh tenaga kesehatan. Kalaupun ada penambahan lainnya harus sepengetahuan tenaga kesehatan,” jelas dr.Afty.

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut