Sementara menurut aktivis pemerhati lingkungan di Kabupaten Subang, Iis Rochayati, pihaknya sangat menolak keras adanya aktivitas pembangunan yang diduga akan dijadikan tempat wisata di wilayah pegunungan Desa Ciater itu.
"Kami bukan menolak adanya pembanguan sektor wisata, tapi tolonglah cari lokasi yang ramah lingkungan. Apa lagi, lokasi ini tak jauh dari kawasan cagar alam Tangkubanparahu, yang harusnya dijaga kelestariannya. Lokasi ini berfungsi menjadi penyangga dan daerah resapan air, saya minta jangan diganggu, harusnya kita sama sama menjaga kelestariannya," imbuh Iis.
BACA JUGA : Bukannya Takut, Karyawan Tertawa Lihat Beruang Masuk Minimarket Cuma untuk Ambil Permen
Mohammad Anwar, aktivis pemerhati lingkungan lainnya mengungkapkan pemerintah harusnya mempertahankan lingkungan yang ada, jangan mengubah fungsi penyangga dan daerah resapan air menjadi kawasan taman wisata alam.
"Setiap bencana di Kabupaten Subang tak lepasa atau berhubungan erat dengan kerusakan lingkungan di setiap. Tentunya warga Subang masih ingat banadian banjir Ciater dan Banjir Bandang yang menerjang desa Sukakerti Ciaslak, ada perlakuan yang salah yang menimbulkan kerusakan kawasan hutan," ungkapnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda