Dia juga menjelaskan bahwa untuk pelatihan security, ada batasan tertentu yang harus dipenuhi, yaitu peserta harus dari kalangan tidak mampu.
"Kalau untuk security karena menggunakan anggaran penanggulangan kemiskinan, jadi kita batasi. Persyaratannya harus terdaftar sebagai warga tidak mampu. Secara teknis, minimal pendidikan SMA, tinggi badan 160 minimal, fisik menunjang juga," ujarnya.
Ucu menekankan bahwa pelatihan lainnya tidak memiliki persyaratan ketat. "Kalau untuk pelatihan-pelatihan lainnya, ya kita sebenarnya tidak mempersyaratkan terlalu ketat. Siapapun boleh ikut pelatihan, mau yang tidak sekolah juga boleh, usia tidak dibatasi, yang penting minimal 18 tahun. Tapi kita membatasi manakala pelatihan kita nanti lulusannya akan disalurkan, kita ikut perusahaan syaratnya apa," jelasnya.
Dalam menentukan pelatihan yang akan dilakukan setiap tahunnya, Ucu menyebutkan pentingnya melakukan analisis dan survei kebutuhan perusahaan. "Untuk menentukan pelatihan apa yang akan dilakukan setiap tahunnya, kita melakukan analisis terlebih dahulu. Kita melakukan survei ke perusahaan-perusahaan, mereka itu kebutuhannya apa," ucapnya.
Namun, dengan kemajuan industri di Kabupaten Subang, fasilitas sarana dan prasarana serta peralatan masih belum mumpuni. Padahal menurut Ucu, pihaknya mempunyai SDM yang baik, tapi peralatan untuk pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan di salah satu kejuruan masih menggunakan alat dari tahun 1983.
"Manakala Subang ini lagi butuh tenaga yang kompeten karena industri sudah banyak masuk ke Subang, harusnya kami bener-bener menyesuaikan dengan kebutuhan industri, baik dari segi peralatan dan sebagainya. Instruktur dan SDM sudah oke, satu sebenarnya yang dibutuhkan, kami perlu revitalisasi BLK, baik itu sarana prasarana maupun peralatan. Bahkan ada satu kejuruan itu alatnya tahun 1983," pungkasnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait