"Karena masih jarang ya pengolahan serat daun nanas ini, jadi peserta sangat antusias untuk belajar. Progresnya cukup baik, karena mereka semangat belajar mulai dari bagaimana mengambil daun nanas, memilah daun nanas yang bisa diolah, praktik pembuatan secara manual maupun dengan mesin," tutur Alan.
Alan menambahkan bahwa pelatihan berlangsung hingga serat daun nanas menjadi benang-benang, "Selanjutnya kami mengajarkan bagaimana membuat benang-benang dari serat daun nanas, pemintalan di mana serat daun nanas diambil per helai kemudian disambung dengan teknik sambung tenun, digolong, dipalet menjadi benang yang siap ditenun," pungkasnya.
Peserta yang terdiri dari UMKM di Kabupaten Subang ini, salah satunya diikuti oleh pedagang asal Desa Tambakan, Sarna, ia mengaku senang dan terbantu dengan adanya kegiatan ini.
"Sebagai pedagang, dengan adanya program pemberdayaan ini, saya dan peserta lainnya merasa sangat membantu sekali. Untuk pemula seperti saya itu untuk mengembangkan inovasi ke depannya. Pelatihannya pun sangat seru, kemarin saya membuat hiasan dinding dan topi koboi. Jadi, saya dan teman-teman di sini berharap dengan adanya program pemberdayaan Assyifa Peduli ini dapat mengoptimalkan potensi kami khususnya sehingga bisa menciptakan produk lokal yang go internasional," ungkap Sarna.
Pelatihan ini telah dilaksanakan selama sepekan mulai dari 28 Oktober hingga 1 November 2024, diikuti oleh 35 peserta dari Kabupaten Subang, dan acara ini telah ditutup secara langsung oleh Perwakilan Direktur Industri Aneka dan IKM Sandang, Kimia, dan Kerajinan, Kemenperin RI, Dimas Kusumaatmaja.
Editor : Yudy Heryawan Juanda