get app
inews
Aa Read Next : Polres Subang Gelar KRYD, Tertibkan Knalpot Brong dan Miras

Tim Sagunung Samaung Subang Temukan Flora Fauna Langka di Pegunungan Canggah

Kamis, 07 Maret 2024 | 14:04 WIB
header img
Tim Sagunung Samaung temukan flora dan fauna langka di gunung Canggah. (Foto: Istimewa)

SUBANG, iNewsSubang.id - Tim Sagunung Samaung baru-baru ini berhasil mengidentifikasi sejumlah flora-fauna langka di Pegunungan Canggah, termasuk Gunung Bukit Tunggul, Gunung Canggah, Gunung Jambu, dan Gunung Kadaka. Pegunungan Canggah terletak di Jawa Barat, mencakup tiga Kabupaten: Subang, Bandung, dan Sumedang.

Salah satu flora langka yang berhasil diidentifikasi adalah kantong semar jenis Nepenthes gymnamphora, tanaman pemakan serangga. Sementara itu, fauna langka yang tercatat termasuk Owa Jawa (Hylobates moloch), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Surili (Presbytis comata), dan Elang Ular (Spilornis cheela). Di samping itu, jejak-jejak cakaran tanah, cakaran pohon, dan fases karnivora besar juga ditemukan di hutan Pegunungan Canggah.

Harus diperhatikan bahwa tumbuhan kantong semar jenis Nepenthes gymnamphora dilindungi oleh Permen No. 106 Tahun 2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Begitu pula dengan Lutung Jawa, Owa Jawa, dan Surili, yang semuanya merupakan satwa dilindungi. Lutung Jawa dan Owa Jawa adalah primata endemik Jawa, sementara Surili adalah primata endemik Jawa Barat.

Selain masuk dalam kategori flora dilindungi, Nepenthes gymnamphora dalam IUCN Red List diklasifikasikan sebagai Least Concern (LC). Sementara itu, Owa Jawa tergolong dalam kategori Endangered (EN) atau terancam punah dalam IUCN Red List. Selain itu, dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), Owa Jawa termasuk dalam Appendiks I, yang berarti masuk dalam daftar spesies hewan dan tumbuhan yang dilarang diperdagangkan secara internasional dalam segala bentuk.
 
Satwa lainnya, Lutung Jawa, diklasifikasikan dalam kategori Vulnerable (VU) dalam IUCN Red List dan termasuk dalam Appendiks 2 CITES. Surili, primata khas Jawa Barat, masuk dalam kategori Endangered (EN) dalam IUCN Red List dan Appendiks 2 CITES. Sementara itu, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) masuk dalam kategori Endangered (EN) dalam IUCN Red List dan Appendiks 1 CITES.

Iis Rochati, Ketua Yayasan Sagunung Samaung, menyampaikan bahwa flora-fauna langka dan dilindungi ini tercatat saat melakukan survei selama seminggu pada awal Maret 2024 di Sekretariat Sagunung Samaung, yang terletak di Jalan Cagak, Subang, pada hari Rabu, 6 Maret 2024.

“Survey ini kami lakukan bersama anak-anak Sagunung Samaung dalam rangka pra ekspedisi untuk mendata biodiversitas kawasan Pegunungan Canggah yang meliputi beberapa gunung di Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung," ujarnya. 

Menurut Iis, tujuan dari ekspedisi pendataan biodiversitas ini adalah untuk mengumpulkan data tentang keanekaragaman hayati, khususnya flora-fauna langka yang dilindungi, di kawasan hutan Pegunungan Canggah. Selain itu, ekspedisi juga bertujuan untuk mendata sumber mata air dan upaya mitigasi bencana.

”Rencana pendataan sendiri akan dilakukan selama kurang lebih dua bulan, dan kemungkinan pelaksanaannya setelah lebaran tahun ini," katanya. 

Sebelum ekspedisi dilakukan, Iis diberikan bantuan oleh tim Sanggabuana Wildlife Ranger dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), serta beberapa peneliti dan ahli dari berbagai lembaga dan universitas.

Dalam pendataan mendatang, Ceu Iis berencana untuk secara visual mencatat keanekaragaman hayati yang ada, menggunakan alat perekam seperti kamera DSLR dan kamera jebak (Trap Camera).

Iis berharap bahwa hasil pendataan keanekaragaman hayati dan data mitigasi bencana ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan kawasan Pegunungan Canggah di masa depan.

“Apakah hutannya masih mempunyai daya dukung yang bagus untuk satwa yang ada termasuk tata airnya, bagaimana ekosistemnya, dan potensi bencana yang ada. Jika perlu, untuk tujuan penyelamatan bisa saja akan terjadi usulan perubahan fungsi kawasan hutan yang ada," pungkasnya. 

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut