"Kebetulan kalau hari ini kita menggunakan gabung kelas, jadi satu ruang kelas menggunakan dua kelas. Kalau seandainya dirasakan kurang nyaman mungkin besok dan seterusnya kalau keadaan banjir akan kita pergunakan shift," kayanya.
Banjir rob sendiri memang sudah menjadi langganan bagi SDN Mayangan. Namun banjir semakin tinggi saat musim hujan tiba.
"Kalau saya rasakan dan kita pantau udah beberapa minggu kemarin karena mungkin cuaca hujan cukup deras digabung juga dengan kondisi ron yang tidak pernah henti," ungkap Mustofa.
Pihak sekolah berharap ada perhatian lebih dari Dinas Pendidikan Kabupaten Subang untuk menyelesaikan masalah ini.
Hingga saat ini, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung meski dalam keterbatasan. Para guru dan siswa terus beradaptasi dengan kondisi tersebut sambil menunggu tindakan konkret dari pihak terkait.
SDN Mayangan menjadi salah satu contoh sekolah di kawasan pesisir yang menghadapi dampak serius dari perubahan lingkungan. Tidak hanya memengaruhi proses belajar, kondisi ini juga mengancam keselamatan dan kesehatan siswa serta guru yang beraktivitas di dalamnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait