"Dalam menghadapi semua tantangan tersebut, kerja sama antara Pemerintah, industri susu, dan para peternak menjadi kunci sukses. Kami terus berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak, mengatasi permasalahan terkait produksi susu dan mencapai target kemandirian susu di Indonesia," jelas Teten.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo, menyatakan bahwa MoU dengan GDA memberikan modal kerja kepada petani dengan berbagai ukuran yang berbeda.
"Kami bekerja sama dengan koperasi di sini dengan pembiayaan sekitar Rp5 miliar. Ditargetkan pada Desember 2023, kebutuhan untuk silase hijauan di GDA bisa disuplai sebanyak 50 persen oleh koperasi," ujarnya.
Jumlah tersebut terus meningkat dari kerja sama awal yang hanya dapat memasok sekitar 30 persen. "Desember ini juga akan ada pembiayaan yang kedua. Kami memang terus memperluas kerja sama ini, karena ada keuntungan untuk koperasi dan petaninya. Kemudian ada perkembangan impor sapi peternak sapi disiapkan untuk beli memang tidak gratis. Kemudian akan dibiayai benih-benih dari GDA," katanya.
CEO PT Global Dairi Alami (GDA), Ihsan Mulia Putri, juga menyampaikan hal serupa. Mereka memperkuat kerja sama permodalan dengan mitra usaha mereka melalui LPDB-KUMKM, dimulai dengan penandatanganan MoU terkait impor 200 ekor sapi perah untuk Koperasi Peternak Mitra, serta program Kredit Usaha Tebon Jagung bagi Koperasi Tani Mitra.
“Melalui kerja sama ini, GDA ikut serta membantu Pemerintah dalam meningkatkan produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN). Kami berharap GDA sebagai pemain susu nasional, bersama dengan Pemerintah bisa mewujudkan tujuan tersebut," ucap Ihsan.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait