Kerja sama antara LPDB-KUMKM dan GDA, seperti yang dijelaskan oleh Menteri Teten, adalah proyek kerja sama yang sangat positif. Dalam kerja sama ini, KemenKopUKM menyediakan pembiayaan melalui LPDB untuk kemudian disalurkan kepada koperasi yang akan menjadi bagian dari rantai pasokan (supply chain) GDA.
"Karena sudah ada kepastian harga dan kepastian marketnya. Jadi tidak mungkin terjadi kredit macet di LPDB. Kami juga punya KUR Klaster yang dikembangkan lebih besar dari pada kerja sama ini," ujar MenKopUKM.
Menteri Teten menekankan dua aspek penting dalam kerja sama antara petani dan GDA. Pertama, petani dapat memasok sekitar 50% kebutuhan pakan sapi melalui silase jagung. Kedua, mereka berkolaborasi dalam penyediaan bibit sapi unggul kepada peternak.
Ia juga menambahkan bahwa untuk meningkatkan produksi susu di Indonesia, terdapat berbagai tantangan yang kompleks, seperti akses ke bibit unggul dan pasokan pakan ternak yang berkualitas, yang dapat diatasi melalui kemitraan dengan petani.
"Contohnya di Subang, ada sekitar 6 ribu hektare lahan milik dimanfaatkan petani untuk ditanam jagung dalam rangka pengembangan kemitraan pangan ternak dalm meningkatkan produksi susu. Sehingga betul-betul industri susu meningkat. Karena saat ini, lifestyle-nya kebutuhan susu segar terus meningkat, bukan lagi susu bubuk impor," katanya.
Harapannya, melalui program kemitraan yang inklusif ini, dapat meningkatkan pendapatan peternak, menjamin pasokan susu yang stabil, serta mendorong inovasi dalam produksi susu.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait