SUBANG, iNews.id – Kemarau panjang yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir menyebabkan sejumlah saluran air di Pantura Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengalami kekeringan parah. Saluran air di areal tambak Desa Muara merupakan yang terdampak paling parah, dengan puluhan kilometer saluran mengalami kekeringan dan retak-retak. Selain kekeringan, pendangkalan di saluran-saluran tersebut memperburuk kondisi.
Dampak kemarau ini sangat dirasakan oleh para petani tambak yang mengelola tambak udang dan bandeng. Banyak dari mereka terancam gagal panen karena produksi ikan yang anjlok. Kekeringan di saluran air membuat pasokan air ke tambak minim, menyebabkan pertumbuhan udang dan bandeng tidak normal. Akibatnya, para petani tambak mengalami kerugian besar.
Untuk menghindari kerugian lebih lanjut, beberapa petani tambak terpaksa melakukan panen dini meskipun udang dan bandeng yang dipanen berukuran kecil. Darsono (40), seorang petani tambak dari Desa Muara, mengungkapkan kerugian yang ia alami akibat kemarau ini.
"Banyak petani tambak yang merugi karena lahan tambaknya mengering, udang dan bandeng tidak bisa tumbuh dengan baik," kata Darsono.
Dalam kondisi normal, menurutnya, petani tambak dapat meraih keuntungan hingga Rp 5 juta per panen di lahan seluas dua hektar. Namun, sejak kemarau panjang, pendapatan mereka menurun drastis.
Editor : Yudy Heryawan Juanda