get app
inews
Aa Read Next : Kesaksian Korban Puting Beliung Blanakan Subang, Warga Berhamburan Saat Solat Tarawih

Kekeringan dan Pendangkalan Parah Terjadi di Saluran Tambak Desa Muara Subang

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 17:37 WIB
header img
Puluhan kilometer saluran tambak di Desa Muara, Subang kekeringan dan pendangkalan. (Foto: Agus Hidayat)

SUBANG, iNews.id – Kemarau panjang yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir menyebabkan sejumlah saluran air di Pantura Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengalami kekeringan parah. Saluran air di areal tambak Desa Muara merupakan yang terdampak paling parah, dengan puluhan kilometer saluran mengalami kekeringan dan retak-retak. Selain kekeringan, pendangkalan di saluran-saluran tersebut memperburuk kondisi.

Dampak kemarau ini sangat dirasakan oleh para petani tambak yang mengelola tambak udang dan bandeng. Banyak dari mereka terancam gagal panen karena produksi ikan yang anjlok. Kekeringan di saluran air membuat pasokan air ke tambak minim, menyebabkan pertumbuhan udang dan bandeng tidak normal. Akibatnya, para petani tambak mengalami kerugian besar.

Untuk menghindari kerugian lebih lanjut, beberapa petani tambak terpaksa melakukan panen dini meskipun udang dan bandeng yang dipanen berukuran kecil. Darsono (40), seorang petani tambak dari Desa Muara, mengungkapkan kerugian yang ia alami akibat kemarau ini.

"Banyak petani tambak yang merugi karena lahan tambaknya mengering, udang dan bandeng tidak bisa tumbuh dengan baik," kata Darsono. 

Dalam kondisi normal, menurutnya, petani tambak dapat meraih keuntungan hingga Rp 5 juta per panen di lahan seluas dua hektar. Namun, sejak kemarau panjang, pendapatan mereka menurun drastis.

"Penghasilan kami turun hingga 60 persen. Banyak petani yang bahkan tidak punya penghasilan sama sekali dan terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambahnya. 

Ia juga menyoroti kurangnya perhatian dari dinas terkait yang belum melakukan normalisasi saluran tambak selama dua tahun terakhir. "Kami hanya bisa mengandalkan air pasang untuk mengairi lahan tambak," ujarnya.

Darsono berharap dinas terkait segera mengambil tindakan untuk menormalisasi saluran tambak di wilayah mereka. 

"Budidaya tambak adalah satu-satunya sumber penghasilan warga Desa Muara, yang telah turun temurun. Kami minta dinas terkait segera menormalisasi saluran tambak di sini," harapnya.

Sekretaris KPD Mina Karya Bhakti Desa Muara, Muhammad Hamdani, juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi ini. 

"Kami sudah mendatangi lokasi saluran tambak yang kering dan menginventarisasi kerusakannya untuk dilaporkan ke dinas terkait," jelas Hamdani.

Kemarau panjang yang berdampak pada kekeringan dan pendangkalan saluran tambak juga menyebabkan turunnya pasokan ikan ke pelelangan. 

"Pasokan ikan tambak ke pelelangan anjlok hingga 60 persen. Saat ini hanya sekitar 80 kilogram per hari, padahal ketika cuaca normal bisa mencapai 2 kwintal," ungkap Hamdani.

Ia menegaskan bahwa anjloknya pasokan ikan dan udang ini sangat berdampak pada produksi para petambak, yang banyak mengalami kerugian besar. 

"Kami minta dinas terkait segera menormalisasi saluran air, karena dengan keringnya saluran air dan pendangkalan yang parah, produksi ikan dan udang merosot, dan penghasilan petambak semakin hari semakin menurun," tutupnya.

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut