Logo Network
Network

Heboh Korupsi Timah Rp 271 T, Dedi Mulyadi Sudah Minta Penambangan Liar di Babel Dihentikan di 2020

Tim iNews.id
.
Sabtu, 06 April 2024 | 17:24 WIB
Heboh Korupsi Timah Rp 271 T, Dedi Mulyadi Sudah Minta Penambangan Liar di Babel Dihentikan di 2020
Dedi Mulyadi Sudah Minta Penambangan Liar di Babel Dihentikan di 2020 Lalu. (Foto: Istimewa)

SUBANG, iNewsSubang.id - Masyarakat sedang dihebohkan oleh skandal mega korupsi timah yang telah merugikan negara sebesar Rp 271 triliun. Sebelum kasus ini mencuat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) telah memberikan peringatan mengenai dampak buruknya saat melakukan kunjungan kerja ke Bangka Belitung.

Melalui saluran YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, terlihat bahwa KDM, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Pantai Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka pada akhir November 2020.

Para nelayan yang ditemui dalam kunjungan tersebut mengeluhkan dampak negatif aktivitas tambang timah yang telah mengganggu mata pencaharian mereka. Mereka dengan tegas meminta agar penambangan segera dihentikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada lingkungan laut yang parah.

“Air laut keruh semua karena lumpur, terumbu karang tempat ikan habis, mangrove tempat kita cari kepiting dan udang juga sudah habis. Tolong lindungi kami ini para nelayan, Pak,” ujar perwakilan nelayan.

Ketika kunjungan berlangsung, nelayan mengungkapkan bahwa aktivitas tambang telah berlangsung selama sekitar 21 hari. Mereka merasa tidak berdaya karena tambang yang dilakukan di laut dijaga ketat oleh aparat bersenjata laras panjang.

Tidak hanya itu, kegiatan tambang yang berlangsung di area hutan mangrove yang dilakukan oleh pihak luar atau ilegal juga tidak bisa diintervensi karena dijaga oleh individu bersenjata tajam. Meskipun nelayan telah meminta perlindungan kepada pemerintah daerah, namun permintaan mereka tidak pernah mendapat respons.

“Ini baru 21 hari, bagaimana kalau 10 tahun ke depan pasti hancur semua. Ini mereka tahun bapak datang saja jadi tidak ada yang jaganya, biasanya semua di atas kapal pakai laras panjang menghalau kita seperti teroris,” ungkapnya.

Follow Berita iNews Subang di Google News

Halaman : 1 2
Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.