get app
inews
Aa Read Next : Raih 2287 Suara, Sholehudin Menang di Pilkades Blanakan Subang

Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ridwan Kamil Tanam Mangrove di Pantai Pondok Bali Subang

Kamis, 30 Juni 2022 | 20:13 WIB
header img
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Forkopimda Subang menanam pohon mangrove di pantai Pondok Bali Subang. (Foto: Yudy H Juanda)

SUBANG, iNews.id - Puncak peringatan hari lingkungan hidup sedunia, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menanam pohon mangrove di Pantai Pondok Bali Subang, Kamis (30/6/2022). Penamaan pohon mangrove yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat juga diikuti oleh Bupati Subang Ruhimat dan Forkopimda Subang.

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, peringatan hari lingkungan hidup sedunia tahun ini merupakan peringatan 50 tahun konferensi stockholm pada tahun 1972 yang telah meletakkan dasar pengaturan global mengenai perlindungan lingkungan dan dalam hubungan pembangunan dengan alam dan manusia.

BACA JUGA : Kementerian Agama Putuskan Idul Adha 1443 H Jatuh Pada 10 Juli 2022

"Dengan demikian, dapat kita pelajari dan hayati, bagaimana perjalanan pembangunan lingkungan hidup di indonesia selama 50 tahun. indeks kualitas lingkungan hidup jabar (iklh) tahun 2021 sebesar 62,68 point dengan kriteria sedang naik 1,09 point dari tahun 2020 lalu 61,59 point," ujarnya.

Ridwan Kamil menambahkan, kondisi tersebut tidak bisa kita katakan baik-baik saja karena jika tidak kita jaga oleh semua pihak maka bukan tidak mungkin akan lebih memperburuk kondisi lingkungan hidup jawa barat karena tekanan yang cukup tinggi.

BACA JUGA : 50 Rayuan dan Pertanyaan Gombal Silakan Dicoba, Dijamin Pujaan Hati Meleleh dan Baper

"Di Jawa Barat rangkaian peringatan hari lingkungan hidup tahun 2022 telah dilakukan pula di kabupaten dan kota, dan hari ini inshaallah merupakan acara puncak peringatan hari lingkungan hidup tingkat jawa barat dimana akan dilaksanakan penanaman mangrove kurang lebih 5000 pohon sekaligus menyambut hari mangrove sedunia," katanya.

Pemanasan global sendiri lanjut RK telah menjadi perhatian dunia sejak tiga dekade terakhir. Para ilmuwan menemukan bahwa suhu bumi meningkat sekitar 0,8°c selama abad terakhir dan semakin mendekati ambang batas 1,5°c.  "Dampak pemanasan global yang paling utama adalah perubahan iklim, kekeringan dan banjir ekstrim, merebaknya penyakit bawaan vektor, gagal panen, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kenaikan muka air laut hingga menyebabkan abrasi," imbuhnya.

RK menjelaskan, kosistem mangrove memiliki keterkaitan erat terhadap perubahan iklim. keberadaan mangrove yang sehat di kawasan pesisir dapat meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim dan meminimalisir dampak bencana alam, seperti tsunami, badai dan gelombang. mangrove pun turut serta dalam mengendalikan perubahan iklim dengan berperan sebagai paru-paru dunia melalui penyerapan dan penyimpanan karbon.

"Selain berfungsi sebagai pelindung pantai dan blue carbon, mangrove merupakan nursery ground dan habitat biota yang bernilai ekonomis seperti ikan, kepiting, dan udang. keberadaan ekosistem mangrove yang sehat pun dapat menjadi potensi ekowisata yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir sekaligus sebagai upaya edukasi pelestarian ekosistem mangrove kepada wisatawan. ekosistem mangrove tersebar di wilayah pantai utara dan selatan provinsi jawa barat yang didominasi oleh jenis avicennia dan rhizopora acpiculata," pungkasnya.

BACA JUGA : Kisruh Holywings, Ridwan Kamil: Kewenangan Kabupaten dan Kota Bertindak Tegas

Pertumbuhan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang mendorong pembukaan lahan baru dan alih fungsi lahan hutan mangrove, menyebabkan degradasi habitat mangrove serta rusaknya ekosistem terumbu karang. Dari total luasan ekosistem mangrove yang terdapat di pantai utara jawa barat seluas 43.362,09 ha, 90% luasannya telah mengalami kerusakan dan penurunan jenis serta sebarannya.

"Termasuk di Kabupaten Subang dimana keseluruhan luasan ekosistem mangrovenya mengalami kerusakan. berdasarkan data landsat tahun 2016, luas mangrove di kabupaten subang sebesar 344,5 ha kondisinya dalam keadaan rusak/jarang baik di kecamatan ciasem ataupun di kecamatan legonkulon," ucap mantan Walikota Bandung tersebut.

BACA JUGA : Pelepasan 135 Jemaah Calon Haji di Subang Diwarnai Isak Tangis

RK berharap melalui kegiatan penanaman mangrove pada momen peringatan hari lingkungan hidup tahun 2022 ini, menjadi pemantik kolaborasi dan sinergi seluruh pihak dalam pengelolaan lingkungan melalui pelestarian mangrove khususnya di kawasan pesisir pantai utara Jawa Barat, serta komitmen bersama dalam perjanjian kerjasama antara pemerintah daerah provinsi jawa barat dengan pemerintah daerah di 27 Kabupaten/Kota dalam rangka pengawasan dan penegakkan hukum lingkungan di Jawa Barat.

Sementara menurut Bupati Subang Ruhimat, pihaknya mengapresiasi Wanadri yang ikut berkolaborasi dalam kegiatan penanaman Mangrove. Ruhimat juga menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu cara dalam rangka menjaga kelestarian alam.

"Dina raraga ngahejokeun pantai, seperti kita ketahui bersama betapa pentingnya akan kesadaran untuk bagaimana menjaga lingkungan. Terima kasih mudah-mudahan kami bisa berkolaborasi supaya mudah-mudahan Subang bisa bersinergi lebih baik dan tentunya lebih mampu menghasilkan apa yang kita cita-citakan terkait keselamatan lingkungan yang ada di lingkungan Kabupaten Subang," imbuhnya.

BACA JUGA : Warga Cikaum Geger, Mayat Bayi Ditemukan di Sungai Tarum Timur Subang

Ruhimat juga menyatakan bahwa kegiatan penanaman Mangrove yang akan dilaksanakan akan sangat bermanfaat bukan hanya bagi lingkungan, tapi juga bagi manusia itu sendiri.

"Mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua khususnya untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang," harapnya.

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Follow Berita iNews Subang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut