SUBANG, iNewsSubang.id – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Subang bersama mahasiswa pertanian dan Universitas Mandiri menggelar dialog publik bertajuk “Reforma Agraria dan Ketahanan Pangan: Marhaenisme di Bumi Subang”, Senin (29/9/2025). Agenda ini menghadirkan ruang tukar gagasan antara mahasiswa, pemerintah, dan petani untuk menegaskan arah pembangunan Subang.
Hadir dalam forum tersebut Wakil Ketua Komisi II DPRD Subang Udaya, perwakilan Dinas Ketahanan Pangan Asep, Plt. Kepala Dinas Pertanian Bambang Suryana, perwakilan P3TSL Hadi, serta 50 peserta dari kalangan mahasiswa, aktivis pertanian, dan ketua organisasi kepemudaan se-Kabupaten Subang.
Ketua GMNI Subang, Muhammad Riefky Alfathan, menegaskan bahwa isu agraria dan pangan bukan sekadar perdebatan teknis, melainkan soal masa depan rakyat.
“Kita ingin tahu sejauh mana program pemerintah daerah menjaga ketahanan pangan dengan masuknya industrialisasi di Kabupaten Subang. Selain itu, GMNI mendorong pemerintah untuk segera mengesahkan Perda RTRW, Perda Agraria, Perda Sawah Abadi, dan Perda Pertanian,” ujar Riefky, Selasa (30/9/2025).
Isu utama yang mencuat adalah kritik terhadap arah pembangunan Subang yang dianggap lebih berpihak pada industrialisasi, terutama dengan proyek Pelabuhan Patimban, daripada memperkuat basis pertanian.
“Mengapa industrialisasi di Subang tidak berbasis pada sektor pertanian, padahal pertanian sejak lama menjadi penyangga kehidupan masyarakat?” ungkap Riefky.
Alih fungsi lahan pertanian menjadi sorotan tajam. Para mahasiswa menilai kondisi ini mengancam keberlangsungan pangan di daerah yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional.
“Pembangunan seharusnya berakar pada sejarah Subang sebagai tanah agraris, bukan semata mengejar keuntungan industri manufaktur,” tegas Riefky.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait
