Setelah beberapa kali melakukan percobaan, Eka pun menemukan cara jitu melepas kulit ikan tengkek dengan cara direbus. Eka pun memisahkan daging putih untuk abon dan daging hitam untuk kerupuk.
"Kalau awal-awal itu kita olah jadi abon sama kerupuk. Daging ikannya itu kan ada dua, putih sama hitam, yang putihnya itu untuk abon dan yang hitamnya itu untuk kerupuk," ucapnya.
Kini, produksi ikan tengkek olahan Eka mencapai ribuan setiap bulan. Perbulannya bisa menghabiskan 1 ton ikan Tengkek.
"Dari 3 produk ini kita bisa mencapai 2000 pieces perbulannya. Omzet kita rata-rata Rp45-50 juta," jelas Eka.
Dukungan Pertamina ONWJ
Di balik kesuksesan Eka ini, Pertamina ONWJ hadir sebagai pendamping sejak hari pertama. Pertamina ONWJ berperan mulai dari membentuk KUW hingga memberikan pelatihan dan alat yang dibutuhkan.
"Peran Pertamina ONWJ itu untuk kami alhamdulillah sejak tahun 2016 kita didik untuk pengembangan produk ini. Kita dari yang tidak punya apa-apa seperti alat untuk produksi dan segala macam, pertamina itu hadir untuk kita pembuatan produk yang biasa saja sampai jadi bernilai tinggi," kata Eka.
Berbagai pelatihan diberikan, mulai dari pengolahan pangan, pengemasan, hingga pemasaran digital. Kini, produk olahan ikan tengkek KUW Greenthink bisa dibeli secara online dan dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
"Kalau pemasaran alhamdulillah se Indonesia, kita bisa untuk pengiriman online," tambah Eka.
Berkah untuk Nelayan
Keberhasilan KUW juga membawa dampak bagi para nelayan. Subagus (50), nelayan Blanakan, bercerita bagaimana dulu ikan tengkek hanya jadi beban.
"Ikan tengkek sebelumnya tidak memiliki nilai jual sama sekali. Kita selalu buang kembali ke laut atau dibagikan ke tetangga. Dulu orang bingung cara mengolahnya karena kulitnya keras," ucapnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait
