“Aktivitas pendampingan berfokus pada peningkatan produktivitas, jadi apa yang dimaksud meningkatkan produktivitas ini adalah mendapatkan pendampingan lebih banyak, jumlah panennya lebih besar dari sebelumnya,” tambah Tina.
Hingga Desember 2024, program Makmur telah melibatkan 170.969 petani dengan total lahan mencapai 451.537 hektare di seluruh Indonesia. Program ini mencakup berbagai komoditas strategis seperti padi, tebu, jagung, sawit, kopi, dan hortikultura. Dari jumlah tersebut, kontribusi terbesar berasal dari komoditas padi dengan luas lahan 124.845 hektare dan melibatkan 40.416 petani.
Pada tahun 2025, Pupuk Indonesia menargetkan realisasi program Makmur di lahan seluas 500 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, 200 ribu hektare diperuntukkan bagi tanaman padi, sementara 300 ribu hektare lainnya mencakup tebu, singkong, kopi, kakao, kelapa sawit, hortikultura, dan komoditas lainnya.
Dalam kesempatan ini, Tina juga mengingatkan para petani untuk segera menebus pupuk bersubsidi yang telah dialokasikan pemerintah sebesar 9,55 juta ton. Rincian alokasi tersebut terdiri dari Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Formula Khusus 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.
“Pupuk Indonesia akan terus bekerja keras untuk berkontribusi mewujudkan swasembada pangan, dengan menyalurkan pupuk bersubsidi. Pada tahun 2025, Pupuk Indonesia mendapat amanah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 9,55 juta ton, jadi para petani harus diingat, kalau sudah dapat jatahnya bapak ibu harus menebus, kalau tidak ditebus tahun depannya dikurangi, jadi harus rajin menebus, kalau tebus harus bawa KTP sama uang,” tutupnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait