"Keluarga besar buruh yang ada di Kabupaten Subang menolak adanya Tapera. Menurut kami program yang dibuat itu tidak berpihak kepada buruh," ujarnya.
"Ada tiga poin utama, pertama pemerintah belum sanggup memenuhi perumahan buruh sehingga membutuhkan bantuan dari pegawai swasta. Yang kedua, kondisi di BP Tapera sendiri yang masih banyak indikasi korupsi. Yang ketiga bawah alasan blackout terkait pemenuhan perumahan itu sebenarnya hanya akal-akalan saja," sambung Ginting.
Buruh mengancam akan menurunkan massa yang lebih besar jika tuntutannya tersebut tidak dikabulkan.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait