Pada masa mendatang, bahan bakar nabati diharapkan akan memiliki penggunaan yang luas. Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya persediaan minyak bumi yang bersumber dari fosil dan tidak dapat diperbaharui. Dengan bantuan katalis, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dalam aktivitas sehari-hari.
Dalam sektor transportasi, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang berasal dari fosil secara bertahap sedang digantikan oleh energi listrik dan bahan bakar nabati (BBN). Dalam rangka pembuatan BBN, berbagai teknologi telah disiapkan, termasuk komponen penting seperti katalis.
“Selama ini penggunaan katalis di Indonesia masih tergantung dari impor. Produk-produk KSI nanti bisa dijadikan substitusi impor yang akan menghemat devisa negara,” imbuh Arief.
Di lingkungan ITB, contoh salah satu hasil produknya adalah katalis yang berfungsi untuk mengubah minyak sawit menjadi diesel nabati (green diesel) atau bensin nabati (green gasoline/bio gasoline), serta katalis yang mengubah minyak inti sawit menjadi avtur nabati (green avtur/bio avtur). Ketiga katalis ini tersedia dalam bentuk ekstrudat.
Pada rencananya, PT Katalis Sinergi Indonesia berencana memproduksi katalis hydrotreating sebagai komponen kunci dalam produksi bahan bakar nabati yang mengubah minyak sawit menjadi minyak diesel (D100). Selain itu, PT KSI juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan katalis oleokimia untuk keperluan berbagai industri.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait