Selain itu, Body Worn juga dapat di remote / dijadikan kamera mobile untuk memonitoring daerah-daerah yang tidak tercover CCTV, sehingga daerah yang tidak tercover CCTV tersebut juga dapat termonitor langsung di 91 Command Center.
Dalam penggunaan darurat, Body Worn juga dapat menggunakan fitur Video Stream 2 arah, dimana dapat membantu personel dalam melaporkan kejadian di lokasi yang sulit sinyal seperti di daerah perairan, dengan demikian personel dapat menerima komando dengan jelas dari pusat dan pusat kendali dapat melakukan pengendalian melalui 91 Command Center.
Secara spesifik, Body Worn Polri yang digunakan dalam pengamanan KTT ASEAN di Labuan Bajo merupakan perangkat yang dirancang untuk manajemen pemetaan, pemolaan, pelayanan, bahkan untuk penanganan situasi saat emergency. Teknologi Body Worn tersebut juga mampu merekam peristiwa secara realtime yang terintegrasi dengan 91 Command Center.
Teknologi menjadi solusi dalam menghadapi komplesitas Polri dalam malakukan rangkaian pengamanan, sehingga teknologi-teknologi pendukung ini dapat membantu dalam menentukan keputusan penting yang dapat berdampak positif bagi keamanan di kawasan KTT ASEAN.
“Kita lihat dari rangkaian pengamanan sebelumnya, yaitu KTT G20 (di Bali), dan sekarang KTT ASEAN, banyak keputusan-keputusan penting yang tentunya akan berdampak positif bagi masyarakat dikawasan ASEAN khususnya masyarakat Indonesia dan khususnya wilayah labuan bajo sendiri sabagai salah satu destinasi wisata," tutup Kapolri.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait