Aviv menambahkan bahwa Pupuk Indonesia telah merealisasikannya sebesar 37.841 ton per tanggal 12 Januari 2023, yang terdiri dari urea sebesar 24.697 ton dan NPK sebesar 13.144 ton. Jika dilihat lebih rinci lagi, maka realisasi penyaluran untuk wilayah Jawa Barat tercatat 35.302 ton dengan rincian 22.811 ton pupuk urea dan 12.491 ton pupuk NPK.
"Untuk wilayah banten tercatat 2.539 ton dengan rincian 1.886 ton pupuk urea dan 653 ton pupuk NPK, sementara DKI Jakarta tercatat realisasinya masih nihil mengingat tahun 2023 tidak ada alokasi di wilayah Ibu Kota Negara ini," katanya.
BACA JUGA : Permudah Petani, Pupuk Kujang dan IPB Gunakan Drone Untuk Semprotkan Pupuk Daun di Subang
Aviv juga memastikan bahwa seluruh pupuk bersubsidi yang didistribusikan Pupuk Indonesia diperuntukan kepada petani telah memenuhi persyaratan dalam Permentan Nomor 10 Tahun 2022. Berdasarkan beleid tersebut, petani yang berhak mendapatkan yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu). Lebih lanjut Aviv menjelaskan bahwa petani dapat menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi yang telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat.
“Perlu diketahui juga, Permentan Nomor 10 Tahun 2022 juga menetapkan sembilan komoditas saja yang mendapat pupuk bersubsidi, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi. Kesembilan komoditas ini merupakan pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi sehingga komoditi yang lain tidak lagi mendapat alokasi,” pungkasnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait