SUBANG, iNews.id - PT Dahana merupakan perusahaan BUMN pembuat bahan peledak yang berkantor pusat di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang. Pabrik yang menjadi kiblat bahan peledak Indonesia ini memiliki sejarah panjang dalam mewarnai dunia bahan peledak Indonesia.
Menurut Senior Manager Legal & Corporate Communication PT Dahana Juli Jajuli, PT Dahana memulai sejarahnya pada tahun 1966 dari “Proyek Menang” yang diprakarsai oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Kata proyek Menang diambil dari nama sebuah dukuh di Desa Kuwiran, Madiun.
BACA JUGA : Polda Jabar dan Polres Subang Bongkar Penyalahgunaan 20 Ton Gas Bersubsidi di Subang
Disana TNI AU membangun pabrik roket pertama di Indonesia. Dipilihnya Dukuh Menang sebagai lokasi pembuatan roket, karena letaknya yang strategis berdekatan dengan Pangkalan Udara Iswahyudi.
“Kemudian, karena dianggap berbahaya jika sewaktu-waktu pangkalan udara diserang, DAHANA berpindah ke Tasikmalaya. Selanjutnya, di Kota Santri itu, mulai dibangun tiga bagian pabrik. Proyek Menang I diubah namanya jadi Pabrik Roket Menang I. Sedangkan, dua pabrik baru dibangun dengan nama pabrik Proyek Menang (PM) II yang memproduksi dinamit dan Proyek Menang (PM) III sebagai Side Line Production,” ujar Juli di Kampus Dahana Subang, Jumat (15/07).
BACA JUGA : Kunjungi Pasar Sukamandi Subang, Ini yang Dilakukan Presiden Jokowi
Pada Februari 1973, dijajakilah kemungkinan pengubahan proyek menang menjadi sebuah Perusahaan Umum (Perum). Akhirnya, pada 1 Oktober 1973 terbitlah Peraturan Pemerintah Nomor 36/1973 tentang Perubahan Proyek Menang menjadi Perusahaan Umum Dahana.
Juli menambahkan, nama Dahana diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti “api”, logo proyek menang pun saat itu turut diubah menjadi segilima yang merepresentasikan TNI AU di antara gambar kendil, serta api yang sebelumnya mengarah ke kiri menjadi ke kanan.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait