“Diperlukan komitmen multi pihak untuk mewujudkan keberhasilan konservasi Owa Jawa. Program kemitraan konservasi yang telah terjalin hingga kini diharapkan dapat menjadi contoh kemitraan yang kuat antara penggiat konservasi Owa Jawa dengan pemerintah, LSM, sektor bisnis, dan masyarakat,” katanya.
Sementara menurut Kepala Seksi PTN Wilayah V Balai Besar TNGGP, Amru Ikhwansyah mengatakan semoga 3 pasang Owa Jawa (7 individu) mendapatkan rumah baru. Serta upaya pengawasan selama satu tahun kedepan setelah Owa Jawa kembali kealam harus terus dilakukan.
BACA JUGA : Lestarikan Kesenian Tradisional, Polwan Polres Subang Atraksi Gotong Sisingaan
"Setelah pelepasliaran Owa Jawa, hal penting yang dilakukan adalah pengawasan untuk memastikan mereka dapat hidup layak di alam dan berkembang biak. Owa Jawa merupakan salah satu indikator bahwa hutan itu masih terjaga kualitasnya," imbuh Amru.
Dalam program Melintang, PEP Subang Field merangkul masyarakat yang tadinya bermata pencaharian berburu dan merambah hutan untuk merubah kebiasaannya dengan kegiatan usaha kopi dan wisata sehingga mampu meningkatkan perekonomiannya.
BACA JUGA : Mau Berwisata ke Astro Highland Ciater Subang, Cek Harga Tiket Masuknya Disini
Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan jenis primata dengan estimasi populasi sekitar 2000-4000 individu di dunia. Untuk itu Owa Jawa pun masuk ke dalam daftar merah IUCN dengan status (Endangered) atau terancam punah. Persebaran Owa Jawa kini hanya terbatas di Jawa bagian barat, dan menjadikannya spesies Owa yang paling langka di dunia.
Melalui upaya pelestarian flora dan fauna yang terancam punah yang terangkum pada program Melintang, PEP Subang Field berhasil meraih penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) Tahun 2021 kategori Gold dan penghargaan Indonesia Green Award (IGA) Tahun 2021 untuk kategori Pengembangan Wisata Konservasi Alam.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait