get app
inews
Aa Text
Read Next : Cara Nonton Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia VS Arab Saudi

Anton Sanjoyo Kritik FIFA dan AFC: Sepak Bola Dunia Dinilai Sarat Kepentingan Politik dan Ekonomi

Rabu, 08 Oktober 2025 | 13:15 WIB
header img
Anton Sanjoyo Kritik FIFA dan AFC: Sepak Bola Dunia Dinilai Sarat Kepentingan Politik dan Ekonomi. Foto: PSSI

JAKARTA, iNewsSubang.id – Polemik seputar penentuan tuan rumah babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia memantik reaksi keras dari pengamat sepak bola nasional, Anton Sanjoyo. Dalam program Rakyat Bersuara bertajuk “Hidup Mati Timnas Menuju Piala Dunia” yang tayang di iNews TV, Selasa (7/10/2025), Anton melontarkan kritik tajam terhadap FIFA dan AFC yang dinilainya telah menyimpang dari semangat sportivitas.

Menurut Anton, dua lembaga tertinggi sepak bola dunia itu kini tak lagi murni mengusung nilai keadilan dan transparansi. Ia menuding FIFA sebagai organisasi yang dikuasai kepentingan politik dan ekonomi, sementara AFC disebut memperkuat ketimpangan dengan kebijakan sepihak yang merugikan negara-negara peserta. Dalam pernyataannya, Anton bahkan menggambarkan FIFA dan AFC sebagai kumpulan “penjahat” dan “mafia sepak bola” yang telah mencederai integritas kompetisi internasional.

Ia menegaskan bahwa tudingan tersebut bukan sekadar asumsi. Berdasarkan informasi yang diterimanya dari sejumlah kolega di Komite Olimpiade Internasional (IOC), FIFA disebut sebagai federasi olahraga yang paling banyak melanggar prinsip etika dan transparansi dibanding organisasi olahraga lainnya di dunia.

Anton juga menyoroti langkah AFC yang dianggap menyalahi kesepakatan awal mengenai lokasi pertandingan babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Berdasarkan aturan sebelumnya, seluruh laga di fase tersebut seharusnya digelar di tempat netral untuk menjamin keadilan bagi seluruh negara yang lolos. Namun, keputusan sepihak AFC yang menunjuk Arab Saudi sebagai tuan rumah tanpa konsultasi menimbulkan polemik besar.

Anton menilai kebijakan tersebut bukan hanya tidak adil, tetapi juga menunjukkan kesewenang-wenangan lembaga sepak bola Asia. Indonesia, bersama Irak, Oman, dan Uni Emirat Arab, disebut menjadi pihak yang paling dirugikan akibat perubahan aturan mendadak tersebut. Ia menilai tindakan itu memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh politik dan ekonomi dalam menentukan arah kebijakan sepak bola internasional.

Lebih jauh, Anton memperingatkan bahwa praktik seperti ini bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap FIFA dan AFC sebagai lembaga pengatur sepak bola tertinggi di dunia. Menurutnya, jika tidak ada transparansi dan akuntabilitas, maka semangat fair play yang menjadi dasar olahraga akan semakin terkikis.

Sikap berani Anton Sanjoyo menuai dukungan dari berbagai kalangan yang menilai kritik tersebut penting untuk mendorong reformasi dalam tata kelola sepak bola global. Banyak yang menilai, tanpa adanya suara kritis, kebijakan sepihak seperti ini akan terus berulang dan merugikan tim-tim yang berjuang dengan kemampuan murni di atas lapangan.

Meski sistem dianggap tidak berpihak, publik Tanah Air berharap Timnas Indonesia tetap menjaga fokus dan semangat juang di tengah tekanan situasi yang tidak ideal. Pertarungan menuju Piala Dunia 2026 kini bukan hanya soal kemampuan teknis di lapangan, tetapi juga tentang keteguhan melawan ketidakadilan yang datang dari luar arena pertandingan.

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut