JAKARTA, iNews.id – Air mata Fuji Astuti mengalir di pipinya ketika ia mengelus perutnya yang membuncit, sambil merapal syukur atas anugerah jabang bayi di kandungannya. Di tengah rasa bahagia, ia juga merasakan kecemasan. Tidur yang kurang nyenyak dan tubuh pegal sudah menjadi bagian dari kesehariannya sebagai calon ibu. Ini adalah kehamilan ketiga bagi perempuan 29 tahun tersebut.
Sejak mengetahui kehamilannya, Fuji bertekad untuk menebus kesalahan masa lalu. Ia belajar dari pengalaman membesarkan anak keduanya yang terindikasi stunting. Kini, ia lebih banyak menyerap informasi tentang pola asuh untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan melawan stunting.
Dengan tekad kuat, Fuji menghadiri sesi sosialisasi Seribu Hari Pertama Kehidupan di RPTRA Widya Bahari. Acara ini diadakan oleh PHE OSES dan PKK Kelurahan Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, pada Oktober 2024. Bersama ibu-ibu hamil lainnya, Fuji belajar tentang masa penting seribu hari pertama kehidupan anak.
Metode Emo Demo (emotional demonstration) yang diterapkan oleh Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) membuat pesan-pesan kesehatan menjadi mudah diingat. Dalam acara tersebut, peserta juga mendapatkan demonstrasi pemberian ASI eksklusif dan tips membuat makanan sehat kaya zat besi serta nutrisi lainnya bagi ibu hamil.
Momen paling berkesan bagi Fuji adalah saat sesi terakhir. Ia menerima sebuah kartu dengan ilustrasi bayi berusia 9 bulan sesuai usia kandungannya. Kartu itu memiliki ruang khusus untuk menuliskan doa dan harapan bagi calon bayinya.
“Sembilan bulan Mama mengandung kamu, Nak, dengan penuh perjuangan dan air mata. Do’a Mama buat kamu, semoga kamu selalu sehat ya. Jadilah anak yang cerdas dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Doa Mama selalu menyertai kamu di mana pun kamu akan berada nanti. Aamiin,” tulis Fuji di kartu tersebut.
Dua bulan setelahnya, Fuji melahirkan putri ketiganya dengan berat 3,5 kilogram dan panjang 49 cm. Bayi itu tumbuh sehat tanpa indikasi stunting. Fuji terus bersyukur atas karunia yang diterimanya.
Bagi Fuji, menjadi seorang ibu adalah tugas yang penuh tanggung jawab. “Menjadi ibu artinya pekerjaan sepanjang hayat, dengan ganjaran yang tiada henti,” ungkapnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda