SUBANG, iNewsSubang.id - Perempuan ini, namanya Ting-ting. Dia tidak hanya sekadar suka terhadap cabang olahraga beladiri Muaythai. Dia yang juga pengusaha ini punya cita-cita besar yang sejalan dengan Ketua Umum Pengprov Muaythai Jabar, Raja LAK Galuh Pakuan RM Evi Silviadi SB. Yakni meng-industrialisasi-kan Muaythai.
"Kepada saudara saudara yang saya hormati dan sangat saya banggakan. Saya Ting ting, akan membantu di Muaythai Jabar untuk masa kepengurusan 2025-2029. Mohon petunjuk dan mohon bantuan. Sepenuhnya mem-back up industrialisasi Muaythai ini. Saya yakin bisa dengan dukungan semua pihak," ucap perempuan yang juga praktisi olahraga ini.
Sebelumnya, Raja Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi SB terpilih kembali secara aklamasi untuk ketiga kalinya, memimpin Cabang Olahraga Beladiri Muaythai Provinsi Jawa Barat.
Dalam Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) Muaythai Jabar yang digelar sejak kemarin hingga hari ini, 15-16 Desember 2024, di Sariater Subang, Evi dipilih oleh 100 persen peserta yang hadir perwakilan dari 24 pengurus cabang kabupaten/kota.
Usai dinyatakan terpilih kembali, Evi menyatakan siap melanjutkan kepemimpinan Muaythai Jabar periode ketiganya. Periode 2024-2029. Periode dimana dia akan mewujudkan Cabor Muayhtai sebagai cabor beladiri yang semakin maju dan mandiri.
"Kedepan, kita bangun Muaythai berbasis industrialisasi. Artinya Muaythai harus modern, berdaya saing tinggi, punya nilai jual dan mampu menjadi salah satu roda gerak ekonomi daerah," kata Evi dalam sambutan.
Dia menilai sudah saatnya arah pembinaan prestasi yang sudah pesat ini mulai berwatak industri. Bukan berarti menghapus tradisi pengabdian dalam membesarkan Muaythai, namun Raja Galuh Pakuan melihat potensi pengembangan ke arah industri kini sudah layak diutamakan.
"Tantangan industrialisasi ini sesuai dengan era kini dimana dunia olahraga beladiri semakin diminati oleh publik. Jadi bagaimana kita harus bisa mengemas Muaythai agar bisa menjadi tontonan yang menghibur juga sekaligus memberi kehidupan bagi para atlet dan orang-orang di sekitarnya," ucap Evi.
"Dari sini, kemudian ekonomi berjalan, menambah daya tarik pariwisata. Bukan hanya menjual keindahan alam saja, pertunjukan seni budaya, wisata sejarah, bahkan sampai olahraga beladiri bisa kita jual," imbuhnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda