SUBANG, iNewsSubang.id– “Api tidak serta merta terbentuk begitu saja, melainkan jika elemen-elemen pembentuk api terpenuhi. Ada tiga elemen yang bisa menyebabkan terbentuknya api, yakni panas, bahan bakar, dan oksigen. Ketiga elemen ini disebut segitiga api. Mengetahui bagaimana api bisa menyala merupakan pengetahuan dasar yang penting. Pasalnya, musibah kebakaran yang terjadi seringkali akibat kelalaian serta kurangnya pengetahuan tentang api.”
Pernyataan ini disampaikan oleh Rahmad Praya Putra, Officer Emergency Response Crisis Management (ERCM) PT Pertamina EP Subang Field, saat memberikan materi sosialisasi tanggap darurat bahaya kebakaran di SMK Negeri 1 Compreng, Rabu (20/11/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi keselamatan potensi bahaya api kepada 83 siswa dan guru dari jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, serta Teknik Sepeda Motor.
Dalam sosialisasi ini, siswa diajarkan bahwa kebakaran dapat dicegah dengan menghilangkan salah satu elemen segitiga api. Sebagai contoh, mengurangi sumber panas seperti listrik yang korsleting atau memadamkan api dengan memutus akses oksigen. Para siswa juga dilatih mengelola bahan mudah terbakar dan menggunakan alat pemadam api dengan cara yang tepat.
Walyati Retnoningsih, Kepala Sekolah SMKN 1 Compreng, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Pertamina EP Subang Field. “Semoga kerja sama ini tetap berkelanjutan untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar siswa dan sekaligus memberikan motivasi kepada siswa,” ujarnya.
Selain materi tentang keselamatan kebakaran, siswa juga mendapatkan penjelasan mengenai kegiatan operasi hulu migas dan peran perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional. Mereka diperkenalkan pada proses eksplorasi, pengeboran, dan produksi migas, serta berbagai peluang karier di industri migas.
Wazirul Luthfi, Head of Communication, Relations & CID Pertamina EP area Jawa bagian barat, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pertamina EP Subang Field dalam berbagi wawasan kepada para pemangku kepentingan, terutama siswa.
“Kami berharap ilmu dan keterampilan yang disampaikan ini bisa bermanfaat dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kompetensi siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau ketika memasuki dunia kerja,” pungkasnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda