Pj. Bupati Subang juga menyampaikan bahwa pendapatan daerah lainnya bersumber dari transfer pemerintah pusat, yang pada tahun 2025 ditargetkan sebesar Rp 1,85 triliun. Dana perimbangan untuk tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp 1,565 triliun dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), baik fisik maupun non-fisik, dan Dana Insentif Fiskal.
Sementara itu, pendapatan transfer antar daerah, yang terdiri dari bagi hasil pajak provinsi, pada alokasi rancangan APBD Kabupaten Subang tahun anggaran 2025 ditargetkan sebesar Rp 190,01 miliar, turun Rp 90 miliar dari Rp 280,01 miliar pada tahun 2024.
Selanjutnya, Pj. Bupati Subang memaparkan struktur anggaran pada RAPBD Kabupaten Subang tahun anggaran 2025 terkait belanja daerah. Belanja daerah pada tahun 2025, tanpa DAK, direncanakan sebesar Rp 2,93 triliun, naik Rp 134,68 miliar atau 4,81% dari Rp 2,8 triliun pada tahun 2024.
"Besaran belanja daerah tersebut diarahkan untuk menyelesaikan pencapaian indikator-indikator kinerja yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Subang tahun 2024-2026," jelasnya.
Ia juga merinci bahwa belanja daerah tersebut terdiri dari belanja operasi, modal, tak terduga, dan transfer. Belanja operasi pada tahun 2025 diproyeksikan sebesar Rp 2,18 triliun, naik 4,97% atau Rp 103,24 miliar dari Rp 2,078 triliun di tahun 2024. Sementara itu, belanja modal direncanakan sebesar Rp 209,56 miliar, bertambah Rp 52,45 miliar atau 33,39% dari Rp 157,1 miliar pada tahun 2024. Adapun belanja tidak terduga direncanakan sebesar Rp 10 miliar, dan belanja transfer diproyeksikan sebesar Rp 533,38 miliar, turun Rp 21,01 miliar atau 3,79% dari Rp 554,39 miliar pada tahun 2024.
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Subang menjelaskan bahwa pembiayaan daerah terbagi dalam dua bagian, yaitu penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah.
"Untuk tahun 2025, total penerimaan pembiayaan direncanakan sebesar Rp 100,68 miliar, terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, yang ditargetkan sebesar Rp 100,68 miliar. Sedangkan pengeluaran pembiayaan total sebesar Rp 8,39 miliar, dialokasikan untuk penyertaan modal pada Bank BJB sebesar Rp 6,897 miliar dan PDAM sebesar Rp 1,5 miliar," ungkapnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda