get app
inews
Aa Read Next : Bawa Rombongan Pejabat ke Solo & Yogya, Raja LAK Galuh Pakuan Minta Mendagri Copot Pj Bupati Subang

Bahsul Masail Kubro, LBM PWNU Jabar dan LAK Galuh Pakuan Bahas Polemik DKJ dan Segitiga Rebana

Senin, 22 April 2024 | 12:49 WIB
header img
Polemik DKJ dan Segitiga Rebana dalam Bahsul Masail Kubro PWNU Jabar bareng Galuh Pakuan. (Istimewa)

SUBANG, iNewsSubang.id - Bahtsul Masail Kubro, sebuah acara yang diselenggarakan oleh LBM PWNU Jawa Barat bekerja sama dengan Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan, akan membahas sejumlah tema utama. Salah satunya adalah isu otonomi khusus kota Jakarta pasca pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara ke Kalimantan, serta poros maritim berbasis industri di Jawa Barat, terkait dengan pembangunan Segitiga Rebana yang menjadi fokus perhatian para Kiai dan Tokoh Adat se-Jawa Barat.

Sebagai langkah persiapan, LBM PWNU Jawa Barat dan Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan menggelar rapat teknis pelaksanaan Bahtsul Masail Kubro di Dayang Sumbi Sari Ater Subang pada Minggu (21/4/2024) malam. Dalam rapat tersebut, Ketua LBM PWNU Jabar, KH. Jejen Zainal Mufid, menyatakan bahwa tema-tema tersebut diangkat berdasarkan kesepakatan bersama dengan Raja Galuh Pakuan, Rahyang Mandalajati Evi Silviadi SB, dan sejumlah kiai.

Menurut Ketua LBM PWNU, dampak dari kedua isu tersebut akan berpengaruh secara positif maupun negatif terhadap berbagai sektor ekonomi sosial, agama, dan budaya (ekosopolbud) masyarakat Jawa Barat. Terlebih lagi, pemanfaatan Pelabuhan Patimban sebagai poros maritim berbasis industri akan membawa dampak limbah dan polusi udara yang dapat mengancam lingkungan dan kehidupan masyarakat Jawa Barat.

Dengan demikian, Bahtsul Masail Kubro diharapkan dapat menjadi forum diskusi yang produktif untuk menghadapi tantangan dan menemukan solusi terkait dengan isu-isu tersebut. Para peserta, termasuk para Kiai dan Tokoh Adat, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan serta kehidupan sosial masyarakat Jawa Barat.

"Intinya kita semua berkumpulnya ratusan Kiai dan Ketua Adat di Bahtsul Masail Kubro yang akan digelar di Sariater Subang Selasa 22 Mei sampai dengan Rabu 23 Mei 2024. Sebanyak 100 Kiai se-Jawa Barat, para Kiai sepuh, para tokoh Jawa Barat, Ketua Adat, juga perwakilan daerah se-Jawa Barat, para ahli, serta unsur pemerintahan andil dalam agenda besar tersebut," ujar Kyai Jejen. 

"Dalam acara Bahtsul Masail Raja Galuh Pakuan nanti, para Kiai se-Jawa Barat akan mengeluarkan fatwa tentang dampak otonomi khusus DKI Jakarta dan dampak dari poros maritim berbasis industri di kawasan Segitiga rebana yang menghabiskan lahan 30 ribu hektar, yang akan berdampak terhadap ketahanan pangan di Jawa Barat dan Nasional, juga yang akan berpengaruh terhadap sosial agama dan budaya. Jangan sampai budaya di Sunda tergerus begitupun akidah masyarakat Jawa Barat ikut tergerus," ungkap pengasuh Ponpes Nurul Anwar Mubtadiin Wera di Subang, Minggu (21/4/2024).

Dalam konteks acara Mahtsul Masail Raja Galuh Pakuan mendatang, Zainal Mufid menekankan pentingnya kesepakatan dari seluruh Kiai dan Ketua Adat se-Jawa Barat untuk menjaga kelestarian seni, budaya, adat istiadat, dan agama dari dampak perkembangan sosial yang mungkin terjadi akibat hadirnya segitiga rebana di masa depan.

"Kita, para Kiai dan Ketua Adat se-Jawa Barat, sama-sama menyamakan persepsi, dan menjaga senibdan budaya serta keteguhan agama dari warga Jawa Barat," terangnya.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Raja LAK Galuh Pakuan, Rahyang Mandalajati Evi Silviadi Sanggabuana, atas inisiasi dan fasilitasi dalam acara Bahtsul Masail ini. Hal tersebut telah membuka mata dan hati para Kiai dan Ketua Adat se-Jawa Barat, membawa mereka ke arah yang sebelumnya tidak terpikirkan.

"Terima kasih saya sampaikan kepada Raja LAK Galuh Pakuan, yang sudah mmebuka mata hati kami semua, sehingga kami faham apa yang harus kami lakukan dan kami antisipasi, agar tidak merusaka tatanan Ki Sunda dan generasinya nanti," tutur Zainal Mufid.

Zainal juga menyampaikan pesan kepada seluruh elemen masyarakat Jawa Batat, untuk bersama-sama mengontrol pemerintah, dalam pengembangan industri di wilayah segitiga rebana, agar tidak merugikan masyarakat. 

"Ayo kita bersama-sama melakukan kontrol terhadap pemerintah, dalam pemgembangan industri di segitiga rebana nanti, agar tidak merugikan kita masyarakat Jawa Barat, karena tidak cukup oleh kami para Kiai dan juga para tokoh Adat, tetapi peran masyarakat Jawa Barat yang kritis terhadap kepentingan masyarakat umum, khususnya masyarakat Jawa Barat," pungkasnya.

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut