get app
inews
Aa Read Next : Jelang Pilgub Jabar 2024, Uu Ruzhanul Ulum Kunjungi Kediaman Dedi Mulyadi di Subang

Cerita Penyapu Koin di Jembatan Sewoharjo, Nekat Bertaruh Nyawa DemI Uang Koin

Jum'at, 12 April 2024 | 22:53 WIB
header img
Penyapu koin di jembatan Sewoharjo bertaruh nyawa hanya demi uang koin. (Foto: Istimewa)

INDRAMAYU, iNewsSubang.id - Pada libur Lebaran kali ini, Kang Dedi Mulyadi (KDM) memutuskan untuk melakukan perjalanan ke kawasan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Indramayu. Di sana, dia menyaksikan sendiri bagaimana warga rela mengambil risiko nyawa demi mengumpulkan uang recehan.

Tradisi ini tersebar di jembatan Sewoharjo perbatasan Kabupaten Indramayu dengan Kabupaten Subang. Dengan hanya bersenjatakan sapu, warga berdiri di tepi jalan untuk mengejar uang yang dilempar oleh para pengendara yang melintas.

KDM juga ikut serta dalam aksi tersebut dengan melemparkan sejumlah koin yang langsung diambil oleh warga. Beberapa bahkan berani mengejar mobil KDM untuk mendapatkan lebih banyak uang yang dilemparkan.

Setelah beberapa saat, KDM keluar dari mobilnya dan berbincang dengan beberapa warga yang sedang menyapu koin tersebut. Ternyata, mereka adalah buruh tani yang melakukan aksi ini sebagai tambahan penghasilan.

“Karena belum mulai pekerjaan di sawahnya jadi terpaksa ke sini, mumpun hari lebaran juga. Musiman saja, setahun sekali,” ujar salah seorang penyapu koin.

Menurut KDM, pendapatan dari aktivitas berburu koin dalam satu hari dapat mencapai antara Rp 50 hingga 100 ribu per orang. Namun, jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan di musim Lebaran tahun sebelumnya.

KDM menjelaskan bahwa salah satu penyebabnya adalah semakin banyaknya orang yang ikut serta dalam aktivitas menyapu koin, bahkan ada yang datang dari luar daerah untuk mencari kesempatan. Selain itu, kepadatan lalu lintas di Pantura juga menurun karena adanya Tol Cipali yang telah dibangun.

Di tempat lain, KDM bertemu dengan seorang penyapu jalanan bernama Raniti. Raniti diminta untuk naik ke dalam mobil dan menceritakan pengalamannya selama menjadi penyapu koin.

“Kalau yang kecelakaan sih sering, setiap tahun banyak. Kalau saya selalu hati-hati, kalau terlalu tengah uangnya saya biarkan takut ketabrak, mungkin bukan rezeki saya,” kata ibu yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu.

“Kemarin kan sempat ditertibkan sampai dikejar-kejar, diambil sapu-sapunya. Sekarang selama lebaran belum ada penertiban lagi,” sambungnya.

Sebelum meninggalkan mobil, KDM meminta Raniti untuk membagikan uang koin yang telah dikumpulkannya kepada para penyapu jalanan. Kemudian, uang tersebut digantikan dengan jumlah yang lebih besar sebagai penghargaan.

KDM menyatakan keprihatinannya terhadap tradisi berbahaya yang bermula dari kepercayaan akan tolak bala tersebut. Meskipun diatur berkali-kali, tradisi ini terus muncul karena telah menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.

“Ini tradisi yang mengertikan juga. Tapi sekarang agak mending karena ada tol jadi relatif kendaraan lebih landai tidak seperti dulu lagi,” ujar KDM.

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Follow Berita iNews Subang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut