PURWAKARTA, iNewsSubang.id – Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyarankan pembuatan tarif tol khusus untuk angkutan pangan murah sebagai upaya menekan biaya distribusi yang saat ini tinggi. Saran tersebut disampaikan oleh KDM ketika berbicara dan membantu sopir yang sedang memperbaiki truk di sekitar tol Jakarta-Cikampek. Truk yang membawa beras mengalami pecah ban dan patah as.
Dalam satu kali perjalanan, sopir dan kernet memperoleh uang sebesar Rp 800 ribu, yang merupakan sisa pendapatan dari empat hari kerja.
“Empat hari jalan dapatnya Rp 800 ribu, itu dibagi dua sama kernet. Jadi seorang dapat Rp 400 ribu untuk 4 hari, atau Rp 100 ribu sehari,” ujar sopir tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa pendapatan sebagai sopir saat ini jauh berbeda dengan masa lalu, karena pendapatan tersebut semakin menurun seiring dengan kenaikan harga tol dan bahan bakar minyak.
“Sekarang yang saya sayangkan harga tol naik tapi mulai Cikampek sampai Cikunir rusak parah. Sudah mahal tapi jalannya tidak mulus. Ass cepat patah, velg pecah seperti sekarang ini,” katanya.
KDM berharap Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, dapat mengambil kebijakan untuk menyediakan pangan murah. Salah satu langkahnya adalah menekan biaya distribusi yang saat ini tinggi. Ia menyarankan agar kendaraan yang mengangkut pangan dan menggunakan tol dikenakan tarif khusus yang lebih rendah ke depannya. Hal ini diharapkan dapat mempengaruhi harga barang di pasar melalui pengurangan biaya distribusi.
“Kalau mau harga pangan murah, termasuk beras, menurut saya biaya angkutan pangan yang masuk ke tol harus murah dan mendapat prioritas agar kebutuhan masyarakat semakin terjangkau,” harapnya.
Menurutnya saat ini banyak bahan pangan dari petani yang cenderung tidak begitu mahal. Namun harga di pasar melonjak karena proses distribusi terlalu panjang dan biayanya mahal.
“Jadi akibatnya sopir tetap dapatnya (upah) kecil, petani juga kecil (untung), yang besar (untung) itu ya calo,” ujar pria yang juga mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu.
Kang Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang kepada sopir sebagai tambahan biaya untuk memperbaiki truk dan sebagai bekal tambahan selama perjalanan mengantar beras ke Jakarta.
Editor : Yudy Heryawan Juanda