SUBANG, iNews.id - Selain menempa ilmu agama, Pondok Pesantren Al-Ikhlas Raudhatul Uluum di Kampung Cijerehhilir, Desa Tenjolaya, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, juga mengajarkan santrinya ilmu agrikultur.
Para santri langsung turun ke sawah menanam padi hingga berternak, namun tetap tahfidz qur'an bahkan lulusannya diterima diperguruan tinggi secara gratis.
BACA JUGA : Keseruan Ngabuburit Anak Pedesaan di Subang Bermain Meriam Bambu, Begini Cara Membuatnya
Setiap hari, para santri di pondok pesantren ini pergi ke kandang untuk beternak kambing dan ayam. Ada juga santri yang berbudidaya ikan mas dan pergi ke sawah untuk menanam padi. Sementara untuk santriwatinya mendapatkan pelatihan menjahit.
Pesantren yang sudah berdiri sejak tahun 1987 ini memang mengajarkan santrinya agrikultur. Namun tetap ilmu agama menjadi nomor satu di pondok pesantren yang memiliki santri 200 orang ini.
BACA JUGA : Kementerian Agama Keluarkan Moratorium Izin Baru PAUDQU dan Rumah Tahfidz Alquran
pesantren mengajarkan ilmu agama mulai dari belajar kitab hingga hafalan al-quran setiap harinya. Namun pesantren juga menyempatkan waktu untuk mengajarkan santrinya berwirausaha di bidang pertanian, peternakan hingga menjahit.
Bahkan dengan pendidikan yang diberikan pesantren, puluhan santrinya kini sudah Tahfidz Qur'an hingha 30 juzz.
Santri Ponpes Al-ikhlas Raudhatul Uluum Subang belajar menanam padi. (Foto: Yudy H Juanda)
Ahmad Fitria Romadhoni (15) meskipun baru masuk pesantren dua tahun, namun sudah hafal al-quran 30 juzz. Ahmad merupakan santri asal Pusakanagara, Subang yang mondok secara gratis karena merupakan anak yatim.
"Saya pesantren udah 2,5 tahun, saya mendapat beasiswa masuk ke pesantren Raudhatul Uluum ini dari FKDT Subang, disini saya ambil jurusan Tahfidz Al-Quran," ujarnya kepada iNewsSubang.id Minggu (17/4/2022).
BACA JUGA : Naik jadi Rp39,8 Juta, Ternyata Total Biaya Haji Tahun 2022 Mencapai Rp81,7 Juta per Jemaah
Ahmad yang bercita-cita membangun sebuah pesantren terbesar di Asia Tenggara ini mengaku sangat terbantu dengan pendidikan di pesantren ini. Pasalnya selain diajarkan ilmu agama ia juga diajarkan kewirausahaan.
"Selain diajarkan ilmu agama, saya juga diajarkan kewirausahaan budidaya ikan, cita-cita saya ingin membangun pesantren terbesar se Asia Tenggara," katanya.
BACA JUGA : Video Kisah Bandar Narkoba Tobat dan Khatam Al-Quran di Lapas Subang
Begitu juga dengan Nuhabibah, santriwati yang bercita-cita ingin membangun sebuah pondok pesantren ini sudah diterima di perguruan tinggi di Bandung dengan beasiswa penuh karena ilmu yang ia terima di pesantren ini.
Santriwati Ponpes Al-ikhlas Raudhatul Uluum Subang belajar Menjahit. (Foto: Yudy H Juanda)
"Alhamdulillah saya pesantren disini gratis, juga sistem pendidikannya lumayan karena disini ada beberapa program juga ada kitab kuning dan tahfidz, bahkan saya kini sudah dapet beasiswa di Universitas Sunan Gunung Jati Bandung," jelasnya.
BACA JUGA : Pesantren Ramadhan Lapas Kelas II A Subang Disambut Baik Warga Binaan
Menurut pimpinan ponpes Al-ikhlas Raudhatul Uluum, Kiai Atep Abdul Gofar, dengan diberikannya ilmu agrikultur, diharapkan para santri setelah lulus nanti selain mempunyai ilmu agara juga dapat bekal untuk berwirausaha.
"Disini kebanyakan santri tidak mampu, kita berharap mereka bukan hanya pendidikan agama dan tahfiz Al-Quran, tapi mereka juga sudah terbekali dengan kewirausahaan di pesantren ini, jadi mereka kaya ilmu, kaya pengetahuan dan kaya pengalaman" pungkasnya.
BACA JUGA : Kiai "Preman" di Subang Bangun Ponpes Gratis Bagi Warga Tidak Mampu Hingga Anak Jalanan
Pondok Pesantren Al-ikhlas Raudhatul Uluum juga membebaskan biaya bagi santri yang tidak mampu dan yatim yang memiliki keinginan untuk belajar agama.
Santriwati Ponpes Al-ikhlas Raudhatul Uluum Subang belajar tahfidz Al-Quran. (Foto: Yudy H Juanda)
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait