SUBANG, iNewsSubang.id — Suasana kontrakan di kawasan Cibogo, Subang, mendadak riuh pada Minggu (30/11/2025) malam. Seorang mahasiswa berinisial TAN (22) ditemukan dalam kondisi kritis setelah diduga melakukan tindakan melukai diri. Meski sempat dilarikan ke fasilitas kesehatan, nyawanya tak tertolong.
Kapolsek Cibogo IPTU Geeta Sanjaya membenarkan kejadian tersebut saat dikonfirmasi pada Senin (1/12/2025).
“Betul, berdasarkan pemeriksaan saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara, peristiwa ini adalah tindakan bunuh diri. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari pihak lain,” ujarnya.
Menurut IPTU Geeta, rangkaian peristiwa bermula ketika korban datang ke kontrakan seorang saksi berinisial CPS pada pukul 19.40 WIB. Ia masuk ke dalam kontrakan selama sekitar 15 menit.
“Tiba-tiba CUP (CPS) keluar dalam keadaan panik dan mengetuk pintu tetangga meminta bantuan,” jelas Kapolsek mengutip keterangan saksi PM dan CPS.
Kapolsek menambahkan, saksi lain, F, yang mendengar ketukan tersebut langsung keluar untuk melihat situasi. Ia mendapati korban dalam kondisi lemah dan mengalami pendarahan hebat.
“Saya langsung bantu bawa ke klinik pakai motor Scoopy. Dari sana korban dirujuk ke RSUD Ciereng,” ungkapnya.
Namun perjalanan menuju rumah sakit tidak mengubah keadaan. Kondisi korban terus menurun hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Korban tidak tertolong karena kehilangan banyak darah,” terang IPTU Geeta.
Penyelidikan sementara mengarah pada permasalahan personal yang dialami korban. Sebelum kejadian, TAN diduga terlibat percakapan emosional dengan kekasihnya terkait perselisihan hubungan.
“Dari keterangan saksi, korban diduga ingin meyakinkan pasangannya agar tidak meninggalkan dirinya. Namun cara yang dipilih justru membahayakan nyawanya sendiri,” ujar Kapolsek.
Seorang saksi mengungkapkan bahwa korban bahkan sempat mengutarakan niat untuk melukai dirinya sebagai bentuk pembuktian. Polisi menegaskan tidak ada unsur tindak pidana dalam kasus ini.
“Kami tegaskan, kasus ini murni karena tindakan korban sendiri, bukan karena adanya pelaku lain,” tambah IPTU Geeta.
Usai dinyatakan meninggal, jenazah korban dibawa ke rumah duka. Pihak keluarga menyatakan menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi.
“Keluarga sudah membuat pernyataan resmi bahwa mereka menolak tindakan autopsi,” kata Kapolsek.
IPTU Geeta turut mengimbau masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi psikologis orang-orang di sekitar mereka.
“Jika ada teman atau keluarga menunjukkan tanda-tanda tekanan mental, mohon segera beri pendampingan dan hubungi pihak profesional. Keselamatan jiwa adalah yang utama,” tegasnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait
