Kenali Gejala Kelainan Anak Sejak Dini, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Anak RSUD Subang

Yudy Heryawan Juanda
dr. Laura Kurnia Agnestivita, dokter spesialis bedah anak RSUD Subang. Foto: Istimewa

SUBANG, iNewsSubang.id – Tidak banyak orang tua yang mengetahui bahwa berbagai kelainan bawaan maupun penyakit yang menyerang bayi dan anak-anak sebenarnya bisa ditangani secara medis melalui pelayanan bedah anak. Di RSUD Subang, pelayanan spesialis ini telah tersedia dan siap membantu anak-anak dari usia 0 hari hingga 18 tahun.

Menurut dr. Laura Kurnia Agnestivita, dokter spesialis bedah anak RSUD Subang, pelayanan bedah anak mencakup berbagai kasus medis yang memerlukan penanganan khusus.

"Bedah anak itu merupakan cabang dari ilmu bedah dimana melayani sub spesialistik bagian bedah anak, terutama pada kasus-kasus penyakit yang berhubungan dengan bayi dan anak dari usia 0 hari hingga 18 tahun," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kasus yang ditangani sangat beragam, mulai dari kelainan kongenital atau bawaan lahir hingga penyakit yang didapat selama masa kanak-kanak.

"Bedah anak ini menangani kasus-kasus dengan kelainan kongenital atau cacat bawaan dari lahir atau penyakit yang didapat pada masa kanak-kanak yang berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kemih maupun organ-organ dalam abdomen atau perut," katanya.

Dr. Laura membagi spektrum kasus bedah anak ke dalam beberapa kategori, antaranya Digestive, yaitu gangguan saluran pencernaan seperti konstipasi, nyeri perut berulang, hernia, hingga usus buntu. Neonatus, bayi baru lahir dengan kondisi seperti atresia ani (tidak memiliki lubang anus), sumbatan usus, atau kelainan saraf pada usus. Urogenital, gangguan saluran kemih dan genital seperti testis tidak turun, infeksi saluran kemih berulang, dan hipospadia.

"Di bedah anak itu ada beberapa bagian, yang pertama adalah kasus-kasus digestive atau berkaitan dengan saluran pencernaan anak mulai dari usia 1 bulan hingga 18 tahun. Kemudian yang kedua ada kasus-kasus neonatus yaitu bayi yang baru lahir dari usia 0 hari sampai 28 hari. Yang ketiga kasus urogenital, di mana berkaitan dengan kelainan saluran kemih dan kelainan dari genitalia atau kelamin. Lalu ada kasus trauma anak khususnya untuk dada dan perut juga," ungkapnya.

Salah satu contoh umum pada kasus digestif adalah hernia di area selangkangan atau kemaluan yang tampak seperti benjolan.

"Kasus yang ditangani oleh bedah anak misalnya kalau kasus digestive adanya benjolan di selangkangan atau kemaluan yang sering kita sebut dengan hernia. Lalu BAB sulit, perutnya kembung, berat badan sulit naik atau konstipasi berulang, bisa juga nyeri perut berulang atau usus buntu, juga adanya sumbatan pada usus," tambahnya.

Untuk kasus neonatus, banyak orang tua tidak menyadari bahwa kondisi seperti tidak adanya lubang anus atau bagian usus yang tidak terbentuk dapat dikenali sejak bayi lahir.

"Nah misalnya contoh kasus-kasus neonatus satu bayi baru lahir adalah bayi baru lahir tidak memiliki lubang anus yang kita sebut dengan atresia ani. Nah ini kasus yang sering datang juga ke bedah anak. Lalu selain itu ada kasus sumbatan yaitu atresia itu adalah bagian usus yang tidak terbentuk, juga selain itu ada juga kelainan persyarafan pada usus," sambungnya.

Salah satu hal penting yang disampaikan dr. Laura adalah bahwa tidak semua kasus bedah anak harus langsung dioperasi. Tindakan operasi hanya dilakukan bila penyebabnya memang berupa kelainan anatomi yang memerlukan koreksi.

"Untuk kasus bedah anak, tidak semuanya harus dilakukan tindakan operatif. Yang dilakukan tindakan operatif itu adalah bila ada kelainan penyebabnya itu adalah anatomi atau bawaan yang memang hanya bisa dikoreksi atau diperbaiki dengan tindakan operatif," katanya.

Deteksi dini menjadi kunci keberhasilan dalam menangani kasus bedah anak. Oleh karena itu, pemeriksaan bayi baru lahir secara menyeluruh sangat dianjurkan, termasuk memeriksa apakah bayi memiliki anus dan dapat buang air besar dalam 24 jam pertama.

"Jadi screening untuk pemeriksaan bayi itu yang berperan selain orang tua adalah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Misalnya di Puskesmas atau di klinik yang berperan, perawat, bidan, dokter. Jadi misalnya ketika bayi baru lahir itu pemeriksaan itu harus head to toe, jadi kepala hingga kaki yang harus diperiksakan pada bayi yang baru lahir. Cek apakah ada anus atau tidak. Nah ini yang sering terlewat ya, kalau ada anu perhatikan letaknya normal atau tidak, dan apakah ada BAB yang keluar 24 jam setelah lahir atau ada sumbatan," jelasnya.

Di akhir penjelasannya, dr. Laura memberikan pesan khusus bagi orang tua agar tidak ragu memeriksakan anaknya ke dokter spesialis bedah anak jika ditemukan kelainan.

"Harapan saya agar kesehatan bayi dan anak itu dapat meningkat dan mendapatkan pelayanan segera bila ada kasus bedah anak," harapnya.

"Jadi pesan saya jangan takut untuk membawa memeriksakan anaknya karena tidak semua kasus bedah anak itu ditangani dengan operasi dan segeralah berkonsultasi ke poli bedah anak," pungkasnya.

Editor : Yudy Heryawan Juanda

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network