SUBANG, iNews.id - Keberadaan minyak goreng curah di pasar tradisional Pujasera, Subang langka. Hal tersebut sudah terjadi sejak pemerintah memberlakukan harga eceran tertinggi (HET) bagi minyak goreng curah tersebut.
Para pedagang mengeluhkan sejak adanya subsidi terhadap minyak goreng curah, kini keberadaannya malah hilang. Sudah empat hari, para pedagang kini tidak menjual minyak goreng curah.
BACA JUGA : Asal Usul Nama Desa Siluman di Subang, Tempat Persembunyian Para Pejuang Kemerdekaan
Menurut pedagang sembako Titi Suryani, pihaknya kini sudah tidak menjual minyak goreng curah. Biasanya rutin ada pengiriman dari agen, namun kini sejak adanya HET pengiriman terhenti.
"Biasanya sehari 20 kilogram minyak goreng curah habis terjual, sekarang gak bisa jualan karena stoknya kosong," ujar Titi kepada iNewsSubang.id Senin (21/3/2022).
BACA JUGA : Hati-hati, Kasus Seorang Pria Mengaku Polisi Rampas Ponsel Anak-anak di Subang Marak
Namun berbeda dengan Ela Nurhayati, pedagang sembako lainnya di Pasar tradisional Pujasera, Subang, dia masih menjual minyak goreng curah. Namun harganya jauh dari HET yaitu Rp.20.000 perkilogramnya.
"Saya masih jual karena nyari keliling ke para agen minyak goreng curah, alhamdulillah masih kebagian, namun terbatas dan harganya kini Rp.20.000 perkilogramnya," katanya.
BACA JUGA : Capaian Vaksinasi Kabupaten Subang Paling Rendah se-Jawa Barat
Masyarakat berharap agar pemerintah dapat kembali menstabilkan harga minyak goreng khususnya curah dan memenuhi stok agar harganya tidak melambung tinggi.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait