Siswi SD di Subang Alami Perundungan, Trauma dan Enggan Bersekolah Lagi

Yudy Heryawan Juanda
Korban bersama kedua orang tuanya. (Foto : Yudy H Juanda)

SUBANG, iNewsSubang.idPerundungan terhadap anak kembali terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat. DP, siswi kelas dua di SDN Padasuka, menjadi korban kekerasan oleh empat teman satu kelasnya. Akibat peristiwa ini, korban mengalami trauma berat dan tidak mau bersekolah lagi selama empat hari terakhir.

Kejadian perundungan ini diketahui orang tua DP setelah sang anak pulang sekolah dengan kondisi seragam kotor sambil menangis. Nina Maryati, ibu korban, menceritakan bahwa putrinya sempat enggan berbicara, namun akhirnya mengungkapkan apa yang dialaminya.

“Anak saya cerita kalau dia sering dipukul di tubuh, kepalanya dipukul pakai pensil dan penggaris besi, bahkan sampai dicekik dan dikurung di toilet sekolah,” ujar Nina dengan nada sedih saat ditemui awak media, Senin (13/1/2025).

Menurut Nina, perundungan tersebut tidak hanya terjadi sekali, tetapi sudah sering dilakukan oleh keempat teman satu kelas korban. Akibatnya, Delima merasa takut untuk kembali ke sekolah.

“Saya kecewa sekali. Saya kirim anak saya ke sekolah untuk belajar, bukan untuk mengalami hal seperti ini,” tambah Nina.

Menanggapi kasus ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Nunung Suryani, mengaku pihaknya sebenarnya telah melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk sosialisasi anti-perundungan di sekolah-sekolah.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Padahal kami sudah sering melakukan sosialisasi anti-bullying,” kata Nunung.

Dinas Pendidikan Subang telah menggelar pertemuan dengan orang tua korban dan pihak sekolah untuk mencari solusi terbaik bagi korban. Meski demikian, hingga kini DP belum mendapatkan pendampingan psikologis untuk memulihkan traumanya.

“Kami akan memastikan agar kasus ini ditangani dengan serius, dan memberikan perlindungan maksimal kepada korban,” tegas Nunung.

Kasus ini juga telah dilaporkan kepada pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti secara hukum. Namun, sejauh ini belum ada tindakan lebih lanjut untuk mendampingi korban secara psikologis.

Perundungan di lingkungan sekolah menjadi perhatian serius, mengingat dampak psikologisnya yang signifikan terhadap korban. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk sekolah, untuk lebih waspada dan memastikan keamanan serta kenyamanan siswa dalam belajar.



Editor : Yudy Heryawan Juanda

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network