SUBANG, iNews.id - Setelah sekian lama, akhirnya Dede, saksi kunci yang dianggap melihat detik-detik pembunuhan terhadap Vina dan Eky, muncul dan menemui Kang Dedi Mulyadi (KDM). Bagaimana kesaksiannya?
Dede, yang sekarang bekerja sebagai kuli bangunan di Tangerang, menceritakan bahwa pada tahun 2016 ia bekerja di cuci mobil dekat SMPN 11 Cirebon bersama Aep, Aceng, dan Hadi.
“Aep cerita pernah dipukuli oleh anak-anak yang biasa nongkrong (di depan SMPN 11) gara-gara Aceng bawa perempuan ke tempat kerja,” ujarnya.
Tak lama setelah kejadian tersebut, Dede mendengar kabar tentang kecelakaan di Flyover Talun yang menewaskan Vina dan Eky. Belakangan, para pemuda yang sering nongkrong di SMPN 11 ditangkap sebagai tersangka pembunuhan Vina dan Eky.
Sekitar 2-3 hari setelah penangkapan para tersangka, Dede mendapat telepon dari Aep yang meminta diantarkan ke Polres. Sesampainya di Polres, Dede dan Aep bertemu dengan Rudiana.
“Waktu ditanya Aep bilangnya mau jadi saksi kejadian anaknya Pak Rudiana, saya bilang kan kita gak tahu apa-apa kok jadi saksi, Aep bilangnya udah ntar ikutin aja,” katanya.
Dede mengaku bahwa saat itu ia baru pertama kali mengenal Rudiana, sementara Aep diduga sudah mengenal Rudiana sebelumnya.
“Yang minta saya jadi saksi itu Aep dan Rudiana, kemungkinan mereka sudah diskusi. Saya baru kenal Pak Rudiana di situ,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Dede diminta bersaksi bahwa ia melihat para tersangka nongkrong di TKP, kemudian melihat mereka membawa batu dan bambu serta melakukan pengejaran terhadap Vina dan Eky.
“Pertama saya bingung, apa ini gak keberatan, sebenarnya saya gak mau jadi saksi tapi sudah di dalam saya bingung gak bisa apa-apa, takut juga. 100 persen itu benar diarahkan (kesaksian), saya berani bersaksi di Bareskrim nanti,” ucapnya.
Keesokan harinya, Dede bertanya kepada Aep mengapa harus membuat keterangan palsu. Aep mengaku kesal dengan para pemuda tersebut karena mereka pernah memukulinya. "Dia dendam," kata Dede.
Setelah memberikan kesaksian palsu tersebut, Dede terus dihantui rasa bersalah. Bahkan, ia tidak berani datang ke pengadilan saat diminta menjadi saksi karena ketakutan.
Hingga akhirnya setelah berpikir lama dan berdiskusi dengan pihak keluarga ia pun memutuskan untuk keluar memberikan pernyataan yang sebenarnya. “Saya rundingan dulu sama pihak keluarga, satu-satunya jalan saya hubungi bapak (KDM),” ungkapnya.
Di hadapan KDM, Dede kembali menegaskan bahwa kesaksian yang ia berikan pada tahun 2016 adalah palsu. Ia juga meminta Aep untuk muncul dan mengakui hal yang sama.
“Semua kesaksian saya palsu. Semua keterangannya disuruh oleh Aep dan Rudiana. Untuk Aep, lebih baik berkata jujur daripada kita bohong ke depannya malah nama baik kita rusak. Kita terus dihantui oleh kebohongan, gak tenang ke kita dan keluarga,” imbuhnya.
Sementara itu, KDM berharap kemunculan Dede bisa menjadi jalan untuk meloloskan PK Saka Tatal dan membebaskan tujuh terpidana lain yang masih menjalani hukuman penjara seumur hidup.
“Mulai sekarang Dede bersama saya tidak usah kerja dulu. Nanti setelah ini kamu bersama saya kalau pun perlu kuasa hukum saya siapkan karena kamu dengan penuh kesadaran mengakui sebuah kesalahan. Kamu orang bodoh yang dibodoh-bodohi,” pungkas KDM.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait