Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal usai Ditolak Rumah Sakit, Ini Kronologi versi RSUD Subang

Yudy Heryawan Juanda
Direktur RSUD Subang dr Ahmad Nasuhi saat memberikan keterangan pers soal kronolgi ibu hamil dan bayi yang meninggal. Foto: iNewsSubang.id/Yudy H Juanda

SUBANG, iNewsSubang.id - Seorang ibu hamil bernama Kurnaesih (39) dan bayinya meninggal dunia usai ditolak melahirkan di Rumah Sakit. Pihak RSUD Subang pun memberikan penjelasan soal kronolgi kejadiannya,

Kasus ini pun ramai diperbincangkan. Kini, pihak RSUD Subang buka suara soal kejadian yang sebenarnya.

Menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang, dr Ahmad Nasuhi, awalnya pasien tersebut datang ke ruang IGD yang sebelumnya mendapatkan permintaan rujukan dari puskesmas. 

Saat akan dibawa ke RS, pasien dalam kondisi kritis karena telah dua kali muntah darah dan tidak sadarkan diri. Pihak puskesmas tetap  melanjutkan membawanya ke RSUD Subang dengan harapan mendapatkan tindakan.

Setibanya di IGD, pasien diterima dengan baik dan mendapatkan perawatan. Akan tetapi ketika hendak dibawa ke ruang ponek, petugas di ruang tersebut mengatakan bahwa ruangan ICU penuh.

Maka dari itu, pihak RS menyarankan agar keluarga korban mencari rumah sakit lainnya karena melihat kondisi pasien membutuhkan penanganan secepatnya.

Mendengar keterangan tersebut, pihak keluarga langsung memilih membawa pasien untuk dibawa ke rumah sakit di Bandung. Namun di perjalanan, pasien dinyatakan meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya.

Ahmad pun membantah telah menolak pasien ibu hamil tersebut. Dia mengatakan bahwa penolakan terhadap pasien hanya persepsi dari keluarga pasien saat petugas rumah sakit menyebut ruang ICU penuh.

"Pada waktu itu pasien tensinya 170 per 70 yang artinya kondisi sudah mulai membaik. Kemudian pasien didorong ke ponek. Namun di ponek kaget karena sebelumnya sudah dikasih tahu bahwa ICU sudah penuh. Kami tidak menolak dan tidak ada istilah menolak. Jika ruangan penuh mau dioperasi di mana," ujar Nasuhi.

Sementara itu, Juju Junaedi, suami korban menjelaskan kronologi kejadian versinya. Peristiwa bermula saat ia memeriksakan sang istri ke bidan desa.

Hasil pemeriksaan menyatakan kondisi bayi dan ibunya sehat. Namun setelah itu, istrinya tiba-tiba mengalami muntah dan kejang-kejang. 

"Saya langsung bawa ke Puskesmas Tanjungsiang dan dirujuk ke RSUD Subang karena kondisinya memang semakin kritis menggunakan ambulans puskesmas," kata Juju kepada wartawan, Sabtu (4/3/2023).

Awalnya sang istri diterima oleh IGD RSUD. Namun, ketika akan masuk ke ruang Ponek untuk mendapatkan tindakan, malah ditolak dengan alasan pihak RSUD belum menerima rujukan dari puskesmas.

"Saya akhirnya membawa korban ke RS di Bandung karena RSUD Subang tidak memberikan tindakan. Tetapi korban meninggal dalam perjalanan," sambungnya.

Juju berharap, peristiwa pasien meninggal karena ditolak mendapat pelayanan adalah yang terakhir. Apalagi, pelayanan RSUD Subang memang terkenal buruk terhadap pasien. 

Menanggapi kasus ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ikut buka suara,

Diakui oleh Budi, iatidak menerima informasi tersebut dari pihak RSUD Subang maupun dari pemerintah daerah disana. Ia justru baru mengetahuinya dari wartawan.

"Saya baru dengar yang di Subang," ungkap Menkes Budi seusai peresmian Mayapada Hospital Bandung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (6/3/2023).

Meski begitu, Budi mengaku akan serius untuk menanggapi kasus ini dan tidak akan tinggal diam. Budi berencan akan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan pihak RSUD Subang untuk meminta kejelasan.

"Nanti saya bicara sama Dinkesnya. Informasi ini saya baru dapat di Subang," ungkapnya.
 

Editor : Hikmatul Uyun

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network