Dua Siswa SD di Pantura Subang Meninggal Dunia Akibat DBD, Puskesmas Lakukan Fogging Massal

SUBANG, iNewsSubang.id – Warga Desa Jatiragas Hilir, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, digemparkan oleh kabar duka. Dua murid Sekolah Dasar Negeri Pangipukan meninggal dunia akibat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), Selasa (21/10/2025).
Kedua korban diketahui berinisial MZ dan AR, yang masih duduk di bangku kelas empat. Keduanya sempat mengalami demam tinggi dan menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di daerah Karawang. Namun, setelah dirawat selama tujuh hari, nyawa keduanya tak tertolong.
“Hasil diagnosa tim medis menunjukkan kedua pasien positif terkena virus Demam Berdarah Dengue. Kondisinya terus menurun akibat suhu tubuh yang tinggi dan penurunan trombosit,” ujar dr. Hendra, Kepala Puskesmas Patokbeusi, saat ditemui di lokasi, Selasa (21/10/2025).
Sebagai langkah cepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus, Puskesmas Patokbeusi langsung melakukan pengasapan (fogging) di area sekolah hingga ke pelosok permukiman warga.
“Fogging ini dilakukan karena banyak ditemukan jentik nyamuk di selokan, genangan air, dan tumpukan sampah. Kami menerjunkan delapan petugas dibantu aparat keamanan untuk menyisir area rawan,” jelas dr. Hendra.
Camat Patokbeusi, Aef Saefudin Subandi, mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran DBD, terutama di musim pancaroba.
“Virus DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan bisa mengancam nyawa,” kata Aef.
Ia menambahkan, nyamuk Aedes aegypti umumnya berkembang biak di tempat-tempat lembap, seperti bak penampungan air, selokan, dan tumpukan sampah di pemukiman padat penduduk.
“Fogging bukan satu-satunya solusi. Kami mengimbau warga menerapkan gerakan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” ujarnya.
Pihak kecamatan bersama Puskesmas Patokbeusi juga berencana melakukan pemeriksaan jentik nyamuk rutin ke sekolah-sekolah dan rumah warga untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda