Kabupaten Indramayu dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 1,4 juta ton per tahun, berdasarkan data BPS 2022. Luas lahan sawah di daerah ini mencapai 110.913 hektar, atau 54,4% dari total luas wilayah. Namun, tantangan besar muncul karena 69% tanah pertanian di Indonesia mengalami kerusakan parah akibat pengelolaan yang tidak tepat, menurut data FAO.
Di Indramayu, penggunaan pupuk kimia masih mendominasi, dan ketersediaannya sering sulit ditemukan, terutama saat musim tanam. Situasi ini menjadi perhatian Pertamina EP Jatibarang Field yang kemudian menginisiasi program Jari Tangan sebagai solusi.
Dengan memanfaatkan pupuk organik dan pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas, program ini tidak hanya meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan. Hal ini menjadikan Jari Tangan sebagai model keberhasilan pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan.
Editor : Yudy Heryawan Juanda