SUBANG, iNews.id – Memasuki musim penghujan, warga di Pesisir Pantura Desa Tanjungtiga, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dihantui rasa was-was. Pasalnya, kondisi tanggul kali mati dan tebing Sungai Ciasem di Dusun Sukawera kini dalam keadaan kritis dan memprihatinkan.
Warga khawatir tanggul yang terus tergerus derasnya luapan air Sungai Ciasem sewaktu-waktu dapat jebol, mengancam pemukiman dan persawahan mereka dengan bencana banjir.
Salah seorang warga, Danya mengaku kondisi tanggul yang dulunya memiliki lebar sekitar 6 meter, kini hanya tersisa sekitar 1 meter akibat tergerus arus. Warga setempat menilai bahwa bila dibiarkan, tanggul ini sewaktu-waktu bisa ambruk, terutama di tengah intensitas hujan yang tinggi.
“Kalau dibiarkan, sewaktu-waktu bisa jebol. Apalagi, saat musim penghujan Sungai Ciasem sering meluap,” ujarnya.
Danya, menambahkan kekhawatiran kian meningkat setiap kali hujan turun deras. “Kondisi tanggul yang kritis ini membuat warga was-was. Intensitas hujan yang sedang tinggi dikhawatirkan membuat tanggul tidak bisa menahan tekanan air, karena debitnya sedang naik. Kalau di wilayah hilir juga hujan, air Sungai Ciasem sering meluap,” ungkap Danya.
Kekhawatiran ini semakin besar karena posisi tanggul berada tidak jauh dari permukiman warga. “Artinya, kalau dibiarkan bisa jadi ancaman banjir bagi pemukiman yang berada di sekitar tanggul,” tambahnya.
Kepala Desa Tanjungtiga, Syukur, mengungkapkan bahwa kondisi tanggul yang kritis ini telah berlangsung cukup lama tanpa adanya penanggulangan dari pihak terkait.
“Dengan kondisi tanggul kali mati yang kian memprihatinkan dan kritis, hingga saat ini belum ada penanganan atau perbaikan oleh dinas terkait,” tegas Syukur.
Syukur juga menjelaskan bahwa empat tahun lalu, BPBD Subang sempat menanggulangi tanggul dengan pembangunan bronjong. Namun, upaya tersebut tak bertahan lama, karena derasnya aliran Sungai Ciasem menyebabkan bronjong kembali ambruk dan hanyut terbawa arus.
“Kami, atas nama pemerintah Desa Tanjungtiga, sudah melakukan berbagai upaya pengajuan, namun hingga saat ini tak kunjung dikabulkan,” ujar Syukur.
Pihaknya mendesak dinas terkait untuk segera turun ke lokasi guna meninjau kondisi tanggul kritis dan melakukan perbaikan permanen.
“Kami berharap ada peninggian Tembok Penahan Tanah, pelebaran tanggul, serta penyodetan Sungai Ciasem agar potensi banjir akibat luapan sungai bisa diminimalisir,” tutup Syukur.
Editor : Yudy Heryawan Juanda