SUBANG, iNews.id – Para nelayan Pantura Blanakan, Subang, Jawa Barat, mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil tangkapan ikan yang melimpah dengan menggelar tradisi Ruat Laut atau Nadran Laut. Prosesi ini digelar dengan penuh antusias oleh para nelayan pada Minggu (20/10/2024), dengan puncak acara berupa pelarungan dongdang, prosesi penting dalam upacara tradisional ini.
Acara ruwat laut dimulai dengan doa yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, sebelum dilanjutkan dengan pelarungan miniatur kapal yang berisi sesaji dan kepala kerbau.
"Alhamdulillah KUD Mina Fajar Sidik bersama nelayan bisa menggelar Pesta Laut Ke-57, prosesi pelarungan dongdang berjalan lancar," ujar Ketua KPL Mina Mandiri, Fajar Sidik Blanakan, Dasam.
Kapal utama yang membawa sesaji ini dikawal oleh puluhan kapal nelayan lainnya, berlayar menuju laut untuk melarungkan sesaji di tengah laut. Setelah sesaji dan replika kapal dilarungkan, para nelayan beramai-ramai berebut air darah kerbau yang dipercaya mampu menolak bala. Darah tersebut kemudian disiramkan ke kapal-kapal nelayan sebagai simbol keselamatan dan perlindungan.
Abah Carim, Kuncen Buyut Perahu, yang memimpin doa pelarungan dongdang, mengungkapkan kebanggaannya bisa memimpin tradisi ini sejak era kepemimpinan Atinah.
"Saya sudah memimpin doa sejak zaman kepemimpinan H. Atinah, putri dari H. Ali, dan masih hingga sekarang," ungkapnya.
Ia juga berharap agar nelayan Blanakan diberikan keselamatan serta hasil tangkapan yang semakin melimpah. "Semoga dengan ruwat laut, para nelayan diberi keberkahan dan hasil tangkapan semakin bertambah," tambahnya.
Setelah prosesi pelarungan selesai, para nelayan menyampaikan harapan mereka untuk masa depan. Casdi, salah seorang nelayan yang ikut serta, berharap agar hasil tangkapan ikan mereka selalu melimpah dan keselamatan senantiasa menyertai mereka. "Semoga para nelayan diberikan kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang berlimpah, jaya di darat dan jaya di laut," tuturnya.
Tradisi ruwat laut ini menjadi simbol penting bagi kehidupan nelayan di Blanakan, sebagai wujud syukur dan permohonan keselamatan serta kelancaran dalam mencari rezeki di laut.
Editor : Yudy Heryawan Juanda