SUBANG, iNews.id - Situasi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Subang mulai menunjukkan peningkatan aktivitas. Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya di mana masyarakat Subang cenderung tidak terlalu antusias menyambut pesta demokrasi lima tahunan ini.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei dan Monitoring Independen (LSMI) Jawa Barat dari tanggal 10 Agustus 2024 hingga 12 September 2024, jumlah responden yang pasif mencapai 16,7%. Namun, dalam survei yang dilakukan oleh LSMI sejak tanggal 15 September 2024 hingga 12 Oktober 2024, jumlah responden pasif tersebut turun menjadi 7,3%.
Survei LSMI Jabar ini memantau popularitas dan elektabilitas ketiga pasangan calon (paslon) dalam Pilkada Subang, yakni Ruhimat - Aceng Kudus (Jimat-AKU), Reynaldi - Agus Masykur (Relijius), dan Asep Rochman Dimyati - Lina Marlina (Aslina).
Dari ketiga paslon tersebut, paslon nomor urut 2, Relijius, masih memimpin di atas paslon nomor urut 1, Jimat-AKU, dengan selisih suara yang tipis, yaitu 35,4% - 32,2%. Sementara itu, paslon nomor urut 3, Aslina, meski berada di posisi ketiga selama survei, tetap memiliki peluang besar dan tidak bisa diremehkan, berpotensi menjadi "kuda hitam".
Kenaikan elektabilitas paslon Relijius dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti aktifnya kedua kandidat dalam terjun langsung ke masyarakat. Selain itu, belakangan ini muncul dukungan dari beberapa caleg terpilih Partai Golkar, salah satunya Elita Budiati, serta kemungkinan peralihan dukungan dari sebagian massa Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Faktor signifikan lain yang mendukung kenaikan elektabilitas paslon Relijius adalah peran aktif mesin partai PKS, ditambah lagi dengan kehadiran calon Wakil Bupati Agus Masykur yang dianggap mampu mempengaruhi suara masyarakat.
Di sisi lain, paslon Jimat-AKU meskipun secara popularitas masih berada di urutan pertama, hal itu tidak serta-merta menarik minat masyarakat untuk memilihnya. Penyebab kebimbangan masyarakat tersebut tidak diketahui dengan jelas. Namun, responden yang demikian dikategorikan sebagai massa mengambang atau Margin Error.
Sementara itu, paslon nomor urut 3 atau Aslina, selama survei berlangsung, elektabilitasnya tetap berada di urutan ketiga dengan 25,1%. Namun, angka ini tidak bisa dijadikan tolok ukur bahwa perolehan suara akan berhenti di sini. Peluang paslon ini masih cukup besar, terutama karena sebagian besar responden yang memilihnya berasal dari kalangan perempuan.
"Jika boleh memberikan saran, untuk paslon ini cobalah merubah gaya kampanye. Hindari gaya-gaya yang bisa memunculkan kesan birokratis atau eksklusivitas," ujar Direktur LSMI, I Gunawan Y kepada iNews Subang, Rabu (16/10/2024).
"Demikian juga pada paslon lainnya, hendaknya gaya kampanye yang dilakukan lebih bisa dirasakan oleh masyarakat, tidak sekedar mengumbar janji apalagi mengutarakan visi misi, karena hal itu bisa dianggap kamuflase," tambah Gunawan.
LSMI JABAR adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berkantor di Komplek Cibiru Indah Kabupaten Bandung. LSMI JABAR berdiri pada tahun 2005. Kiprah LSMI JABAR berfokus pada kajian dan penelitian seputar kebijakan kebijakan pemerintah dan dampaknya pada masyarakat.
Terkait survei elektabilitas cakada, LSMI JABAR telah beberapa kali terlibat. Pertama kali pada Pilkada Kabupaten Bandung, Indramayu dan Garut pada tahun 2005.
Editor : Yudy Heryawan Juanda