SUBANG, iNewsSubang.id - Kasus Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Subang, Jawa Barat sangat tinggi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdukbud) Kabupaten Subang mencatat sebanyak 21.000 anak di Kabupaten Subang tidak sekolah.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Disdikbud Subang Anno Suyatno. Menurutnya tingginya kasus ATS di Subang dipengaruhi oleh angka kemiskinan yang cukup tinggi juga.
"Kita terus mengatasi ATS di Kabupaten Subang yang tinggi, kita lihat di data kemiskinan Kabupaten Subang itu ya tinggi juga, itu memperngaruhi," ujarnya kepada iNewsSubang.id belum lama ini.
Anno menambahkan, angka 21.000 merupakan data pada tahun 2023. Untuk tahun 2024, pihaknya masih melakukan pendataan.
"Untuk 2023 jumlah ATS 21.000 anak. Kita kemarin juga dipanggil Kemendikbud semua Kabupaten/Kota se Indonesia, salah satunya Subang juga cukup lumayan," katanya.
Melihat kasus ATS yang sangat tinggi, Disdikbud Subang langsung melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi.
"Kita kemarin langsung mengadakan zoom meeting dengan Camat, dengan semua Kepala Desa, BPD, Koorwil, Kepa Sekolah, pengawas, kita ngobrol bareng mencari solusi," ungkap Anno.
Anno menjelaskan, ATS merupakan anak yang berusia 7-18 tahun. Paling tinggi kasus ATS berada di pantura, dan kasusnya merata mulai di usia SD, SMP, dan SMA.
"Kita datanya tiap Desa ada siapa saja anak yang tidak sekolah, kebanyakan di pantura. Merata di usia SD, SMP, dan SMA," jelasnya.
Untuk mengurangi ATS, Anno melanjutkan, pihaknya kini mengarahkan agar anak-anak tidak sekolah tersebut untuk mengikuti PKBM. Pasalnya mereka tidak bisa mengikuti sekolah formal karena rata-rata sudah kerja.
"Solusinya memang kita ngejarnya ke formal tidak mungkindi usia 7-18 tahun karena mereka mungkin kan anak-anak sekarang di Subang juga di bawah umur kerja, jadi kita arahkan ke PKBM. PKBM kan disana membuka kesetaraan, Paket A, B, dan C," pungkasnya.
Editor : Yudy Heryawan Juanda