SUBANG, iNewsSubang.id - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi melakukan kunjungan kerja ke Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Penelitian Padi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023).
Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan pemerintah dalam ketahanan pangan di masa El Nino. Pasalnya di masa El Nino ini, ketersediaan air menjadi kendala dalam produktivitas padi.
Namun ketika disinggung terkait kenaikan harga beras, Wamentan Harvick mengaku harga di Indonesia masih cukup rendah dibanding negara lain. Bahkan di banding Jepang harga beras di Indonesia masih sangat jauh.
"Karena harga beras di Indonesia ini kemarin di KTT ASEAN juga kami sampaikan, kami berikan masukan kepada pak Presiden, kita ini nomor 6, selalu termurah di ASEAN. Jadi murah sekali," ujarnya.
Alih-alih menurunkan harga beras, Wamentan kini lebih fokus untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Pasalnya dengan penghasilan masyarakat yang meningkat, maka kenaikan harga beras tidak akan menjadi masalah.
"Dan satu hal yang saya sampaikan kepada pak Presiden, kita fokus untuk daya beli. Bukan soal harga, artinya kalau daya belinya sudah tinggi masyarakat, harga berapa pun bisa diikuti," katanya.
"Kita ambil contoh di Jepang, satu mangkok nasi itu bisa Rp50.000 kurang lebih, tapi tidak ada keluhan. Artinya masyarakatnya bisa membiayai itu. Nah sekarang yang lagi kita konsentrasi itu," pungkasnya.
Wamentan Harvick juga mendorong agar BSIP Penelitian Padi terus melakukan inovasi dalam memproduksi bibit-bibit padi unggul.
Editor : Yudy Heryawan Juanda