SUBANG, iNews.id - Menjadi kolektor perangko atau benda-benda antik kini sudah banyak ditemui. Namun bagaimana dengan kolektor media cetak.
Ikin sodikin atau yang lebih dikenal sebagai Kin Sanubari warga Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cijambe, Subang memiliki koleksi ribuan media cetak lawas di rumahnya.
BACA JUGA : Raih Perak di SEA Games 2021, Rangking Timnas Futsal Indonesia Naik 9 Peringkat
Kecintaan membaca sejak anak-anak membuat Kin kini menjadi kolektor media cetak lawas. Kini sebanyak 3000 eksemplar media cetak dari 309 penerbitan mulai dari tahun 1953 hingga tahun dua ribuan menjadi koleksinya.
Koleksi tertua yang dimiliki Kin yaitu NIEUWSGIER, koran berbahasa asing terbitan tahun 1953. Tidak hanya dalam negeri, media cetak lawas mancanegara pun menjadi koleksinya.
BACA JUGA : Tuntut Pembangunan Fasos dan Fasum, Ratusan Warga Perumahan SGC Unjuk Rasa ke Developer
Koleksi media cetak lawas yang dimiliki Kin, bisa menjadi dokumen yang sangat berharga. Apalagi sebanyak 95 persen media cetak koleksinya kini sudah tidak terbit. Bahkan Kin memiliki koleksi media cetak mulai dari penerbitan pertama hingga terakhir.
Menurut Kin, ketertarikan mengkoleksi media cetak lawas dimulai pada tahun 1985, saat masih duduk di bangku SMP. Saat itu, ia menemukan koran tahun lima puluhan milik kakeknya yang dijadikan alas pakaian di lemari.
BACA JUGA : Pria Berusia 71 Tahun di Pamanukan, Subang Menikahi Gadis Berusia 19 Tahun
"Saat itu saya menemukan koran yang dijadikan alas pakaian di lemari, ternyata koran terbitan tahun lima puluhan milik kakek saya, sejak saat itulah mulai mengkoleksi media cetak mulai dari lokal, nasional hingga mancanegara," ujar Kin kepada iNewsSubang.id, Selasa (24/5/2022).
Untuk mendapatkan media cetak lawas ini, Kin tidak pernah membelinya dari orang lain. Kin hanya mengumpulkannya sejak tahun 1985 dan juga barter dengan sesama kolektor.
BACA JUGA : Pakai Mobil, Kotak Amal Masjid di Patokbeusi, Subang Diangkut Maling
Kini Kin belum memiliki niat untuk menjual hasil koleksinya. Namun membuka lebar jika ada yang ingin memanfaatkan koleksinya untuk kepentingan pendidikan.
Editor : Yudy Heryawan Juanda
Artikel Terkait