SUBANG, iNewsSubang.id --Tewasnya Tata (47) anggota Satpol PP Kecamatan Tambakdahan, Subang warga Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara, Subang, yang ditemukan di kebun tebu menuai kejanggalan. Pihak keluarga bahkan ungkap 4 kejanggalan atas kematian korban yang diuga karena bunuh diri.
Kapolsek Pagaden Kompol Senen Ali melalui Kasi Humas Polres Subang Iptu Memey Andriani menyebutkan, korban ditemukan pada Jumat (18/11/2022) pukul 10.00 WIB dengan kondisi sudah membusuk.
Di dekat jasad korban, terdapat tambang dan obat herbisida, sehingga muncul dugaan kalau korban bunuh diri.
"Di sekitar lokasi mayat sekira jarak 1,5 meter ditemukan jaket dan sepatu, botol obat herbisida (obat rumput) berjarak 20 cm dengan badan. Selain itu di pohon mangga dekat mayat ditemukan tali tambang warna hijau yg masih terikat di dahan pohon mangga berjarak 345 cm ke tanah," ujar Iptu Memey kepada iNewsSubang.id Sabtu (19/11/2022).
Meski begitu, kerabat korban, Yaya Mulyana (45) mengemukakan kejanggalan soal dugaan bunuh diri korban.
Ia pun merinci kronologi mulai hilangnya korban hingga ditemukan sudah tidak bernyawa. Korban diketahui sempat hilang selama 2 pekan.
Menurutnya, pada akhir Oktober 2022 korban minta izin kepada istrinya untuk berangkat kerja. Namun ternyata korban malah datang ke rumah pamannya Tayot Sutaya. Disana, korban hanya menitipkan motornya, setelah itu pergi lagi.
"Awal berangkat tanggal 31/10/2022, ijin ke istrinya mau ke kantor sekitar pukul 06.00 WIB, tapi sekitar pukul 09.00 WIB menitipkan motor ke rumah pamannya, dan tidak bilang mau kemana," katanya.
Saat menitipkan motor, pamannya tidak bertanya tujuan korban karena sudah terbiasa main kesana. Rumah korban dan sang paman pun hanya berjarak satu kilometer.
Namun setelah malam hari, motor tersebut tak kunjung diambil lagi oleh korban. Hal itu sontak membuat pamannya merasa curiga.
"Malam harinya sekitar pukul 23.00 WIB, paman korban ke rumah istrinya menanyakan keberadaan korban, namun istrinya malah kaget karena izinya berangkat kerja," ungkap Yaya.
Istri korban dan keluarga lantas menghubungi berbagai pihak guna mencari keberadaan sang satpol PP. Sayangnya, pencarian itu tidak menemukan hasil.
Setelah 2 minggu lebih korban dinyatakan hilang, paman korban menemukan seragam PDH korban di kebun singkong miliknya.
"Sekitar tanggal 14/11/2022, ditemukan seragam PDH di kebun singkong paman korban, keluarga semakin panik dan terus melanjutkan pencarian," ungkapnya.
Akhirnya keluarga menemukan jasad korban pada hari Jumat (18/11/2022) sekitar pukul 10.00 WIB. Polisi menduga korban bunuh diri lantaran ditemukan tambang dan obat herbisida di dekat jasadnya.
Empat kejanggalan pasca ditemukannya mayat korban pun diungkap oleh keluarga.
Kejanggalan pertama, sebelum mayat korban ditemukan, beberapa orang datang ke rumah korban untuk mencarinya. Bahkan mereka datang hingga tiga kali mulai dari sebelum korban hilang hingga setelah korban hilang.
"Ada beberapa orang tiga kali datang ke rumah mencari korban, bahkan terakhir saat korban sudah hilang, sebelumnya pernah juga bertemu dengan korban," ucapnya.
Kejanggalan kedua, jikalau kasus bunuh diri, korban selama ini tidak pernah menceritakan masalhnya kepada keluarga dan istri.
Selain itu kejanggalan berikutnya, keluarga curiga soal ancaman yang diduga dilayangkan kepada korban sehingga nekat mengakhiri hidupnya.
Lalu kejanggalan keempat, tidak ada pesan terakhir yang disampaikan korban kepada istri dan keluarga.
"Jujur saya sebagai saudaranya merasa janggal, kalau memang misalnya bunuh diri masalahnya seberat apa dan jika mengancam, ancamannya seberat apa, dan juga tidak ada pesan terakhir, korban jarang bercerita termasuk kepada istri dan anaknya," ucapnya.
Meski begitu, keluarga memilih tidak mengotopsi korban guna mengetahui prnyrbab pasti kematia n sang satpol PP.
Polisi mrnyebut, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan mengaku ikhlas. Keluarga juga beranggapan bahwa harus mengeluarkan biaya yang cukup besar jika dilakukan otopsi.
Maka dari itu, setelah mayatnya ditemukan korban pun langsung dimakamkan.
"Setelah ditemukan langsung dibawa ke makam, saat dimakamkan keluarga menerima dan tidak perlu diotopsi karena terbentur biaya jika dilakukan otopsi," ujar Yaya pada Sabtu (19/11/2022) malam.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait