Lapas Kelas IIA Subang Gelar Panen Raya dan Bakti Sosial, Dihadiri Dirjen Pemasyarakatan

SUBANG, iNews.id — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Subang menyelenggarakan kegiatan Panen Raya Ketahanan Pangan dan Bakti Sosial bagi Keluarga Warga Binaan, sebagai wujud nyata dari program pembinaan dan kemandirian warga binaan serta kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional, Sabtu (31/5/2025). Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Republik Indonesia, Irjen Pol. Mashudi.

Kegiatan yang dilangsungkan di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Kelas IIA Subang ini mencakup panen raya padi, hortikultura, perkebunan, serta budidaya ikan nila, dengan total luas lahan garapan mencapai 36.972 meter persegi.

Baca Juga

Tahanan Kasus Narkoba Tiba-Tiba Tewas di Lapas Subang, Keluarga Pertanyakan Penyebab Kematian

“Panen raya ini merupakan implementasi dari berbagai kebijakan nasional di bidang pemasyarakatan,” ujar Kalapas Kelas IIA Subang, Gatot Harisaputro. 

Sementara menurut Kakanwil Ditjen Pas Jabar, Kusnali dalam sambutannya menyebut bahwa kegiatan ini mengacu pada sejumlah regulasi penting, di antaranya Undang-Undang No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, serta 21 Arahan Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Dari sektor perikanan, dilakukan penebaran 80.000 ekor benih ikan nila, yang diperkirakan akan dipanen dalam dua bulan mendatang dengan estimasi hasil 500–600 kilogram. Nantinya, hasil panen ikan tersebut akan dipasarkan kepada para petani ikan di kawasan Waduk Jatiluhur.

Baca Juga

Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Lapas Kelas IIA Subang Berikan Remisi kepada 507 Narapidana

Sementara itu, dari hasil panen raya padi, diperoleh sekitar 10–12 ton gabah basah dengan varietas unggulan Mekongga dan Inpari 32. Sebagian hasil dijual kepada masyarakat dengan harga terjangkau sebesar Rp6.900/kg, yang diproyeksikan akan menghasilkan pendapatan Rp69 juta hingga Rp82,8 juta per musim.

“Sebagian dari hasil penjualan akan disetorkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sementara sisanya digunakan sebagai premi untuk warga binaan yang terlibat, serta untuk modal pertanian berikutnya,” jelas Kusnali. 

Editor : Yudy Heryawan Juanda